Kemacetan di Kota Manado, Sulawesi Utara, semakin parah. Titik-titik macet semakin meluas hingga ke pinggiran kota yang kini telah dibangun pusat-pusat perbelanjaan.
"Macet di Kota Manado memang sudah cukup parah dan ini harus segera dicari solusinya dengan cepat," kata Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw, Minggu (26/11/2017).
Menurut dia, Manado memang membutuhkan penanganan serius agar ke depan kota ini menjadi nyaman. Apalagi dirinya telah beberapa kali terjebak kemacetan berjam-jam.
"Beberapa program untuk menangani kemacetan di Manado anggarannya sudah disetujui dewan. Pengerjaannya akan dimulai tahun depan," katanya.
Sebelumnya Wali Kota Manado Manado GS Vicky Lumentut menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Manado menyambut baik setiap kehadiran pusat perbelanjaan baru karena akan mendorong laju perekonomian Kota Manado yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Kata Vicky, dibukanya pusat-pusat perbelanjaan baru selain akan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan produk-produk berkualitas dengan harga yang terjangkau juga akan mengurai kemacetan di Kota Manado.
Namun, di Kecamatan Mapanget yang kini tengah digandrungi sebagai pusat perbelanjaan baru setelah kawasan Megamall, Marina Plaza, Bahu Mall dan Manado Town Square (Mantos), justru kemacetannya semakin parah.
“Di pertigaan Kairagi, Giant Ekstra dan perempatan Transmart macetnya tak terkendali. Ini belum ada solusi apalagi tak ada traffic light di kedua lokasi itu," kata Franky, warga Mapanget.
Kata dia, mendekati Natal dan Tahun Baru kemacetan pasti makin parah. Penyebabnya, selain volume kendaraan yang meningkat, lahan parkir tidak mampu menampung kendaraan pengunjung sehingga kendaraan diparkir di sepanjang jalan utama yang menyebabkan kemacetan makin parah.
Beberapa waktu lalu, Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Sulut AKBP Deden Supriatna Manado mengatakan, kemacetan di Kota Manado dua tahun terakhir memang cukup memprihatinkan.
"Situasi di Manado cukup padat karena faktor yang memengaruhi antara lain wilayah yang sedang membangun otomatis kendaraan berat dan besar banyak yang memasuki wilayah Manado dan Sulut pada umumnya," jelasnya.
Apalagi, pertumbuhan jumlah kendaraan setiap harinya sekitar 100 kendaraan roda dua maupun empat. "Dengan demikian satu bulan hampir 3.000. Setahun jika menurut data kami 35.000 ditambah taksi online sekarang ada 25.000. Sementara pertumbuhan fasilitas jalan cuma 0.001 persen," jelasnya.
Berarti, kata dia, terjadi ketidakseimbangan. Pihaknya terus berupaya mengurai kemacetan. Selain menurunkan personel, dilakukan rekayasa lalu lintas yang tadinya dua jalur menjadi satu jalur sehingga arus lalu lintas tetap mengalir.
Menurut dia, Manado memang membutuhkan penanganan serius agar ke depan kota ini menjadi nyaman. Apalagi dirinya telah beberapa kali terjebak kemacetan berjam-jam.
"Beberapa program untuk menangani kemacetan di Manado anggarannya sudah disetujui dewan. Pengerjaannya akan dimulai tahun depan," katanya.
Sebelumnya Wali Kota Manado Manado GS Vicky Lumentut menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Manado menyambut baik setiap kehadiran pusat perbelanjaan baru karena akan mendorong laju perekonomian Kota Manado yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Kata Vicky, dibukanya pusat-pusat perbelanjaan baru selain akan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan produk-produk berkualitas dengan harga yang terjangkau juga akan mengurai kemacetan di Kota Manado.
Namun, di Kecamatan Mapanget yang kini tengah digandrungi sebagai pusat perbelanjaan baru setelah kawasan Megamall, Marina Plaza, Bahu Mall dan Manado Town Square (Mantos), justru kemacetannya semakin parah.
“Di pertigaan Kairagi, Giant Ekstra dan perempatan Transmart macetnya tak terkendali. Ini belum ada solusi apalagi tak ada traffic light di kedua lokasi itu," kata Franky, warga Mapanget.
Kata dia, mendekati Natal dan Tahun Baru kemacetan pasti makin parah. Penyebabnya, selain volume kendaraan yang meningkat, lahan parkir tidak mampu menampung kendaraan pengunjung sehingga kendaraan diparkir di sepanjang jalan utama yang menyebabkan kemacetan makin parah.
Beberapa waktu lalu, Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Sulut AKBP Deden Supriatna Manado mengatakan, kemacetan di Kota Manado dua tahun terakhir memang cukup memprihatinkan.
"Situasi di Manado cukup padat karena faktor yang memengaruhi antara lain wilayah yang sedang membangun otomatis kendaraan berat dan besar banyak yang memasuki wilayah Manado dan Sulut pada umumnya," jelasnya.
Apalagi, pertumbuhan jumlah kendaraan setiap harinya sekitar 100 kendaraan roda dua maupun empat. "Dengan demikian satu bulan hampir 3.000. Setahun jika menurut data kami 35.000 ditambah taksi online sekarang ada 25.000. Sementara pertumbuhan fasilitas jalan cuma 0.001 persen," jelasnya.
Berarti, kata dia, terjadi ketidakseimbangan. Pihaknya terus berupaya mengurai kemacetan. Selain menurunkan personel, dilakukan rekayasa lalu lintas yang tadinya dua jalur menjadi satu jalur sehingga arus lalu lintas tetap mengalir.