SOAL fashion, Jack Dorsey memang dikenal dengan gayanya yang sangat santai. Dia sangat jarang terlihat mengenakan pakaian resmi. Bahkan, belum lama ini Dorsey membawa gayanya itu ke level baru, yakni menggunakan sandal jepit saat rapat dan diwawancarai.
CEO Twitter dan Square itu menjadi sorotan ketika melakukan pertemuan dengan CEO Goldman Sachs Lloyd Blankfein di kantor pusat Twitter di New York. Sekadar catatan, Goldman Sachs adalah salah satu perusahaan investasi perbankan terbesar Amerika Serikat. Karena itu, rapat dengan perusahaan sebesar itu hanya menggunakan sendal jepit tentu dianggap sangat tidak sopan. Gambar Dorsey sedang berbincang seru dengan Lloyd Blankfein menggunakan sandal jepit hitam diunggah ke Twitter oleh salah satu karyawan Twitter, Brett Goldslager.
Dorsey memang berasal dari budaya startup di San Francisco yang supersantai. Sebagian menganggap apa yang dilakukan Dorsey adalah hal biasa. Namun, tidak sedikit pula yang mengkritiknya. Ketika CEO Goldman Sachs datang ke kantor, silakan menggunakan kaus oblong, tetapi seyogianya tutupi kaki Anda dengan sepatu, bukan membiarkannya terbuka dengan sandal jepit. Bahkan, Blankfein yang terbiasa menggunakan pakaian rapi dan setelah penuh saat bekerja harus membuka jaketnya demi bisa menyatu dengan budaya santai di Twitter.
Sepatu Yeezy Mampu Hilangkan Stres
Sama seperti Steve Jobs dan Mark Zuckerberg, gaya berpakaian Dorsey memiliki ciri khas, yakni kaus hitam dan celana jins panjang, terkadang juga sepatu Yeezy dan Apple Watch. Dorsey penggemar sneaker. Bulan lalu dia terlihat menggunakan sneaker kulit Rick Owens seharga USD995. Dia pun pernah terlihat menggunakan sneaker Yeezy Boost. Dia memakai sepatu Yeezy dengan t-shirt Justin Bieber warna hitam dan celana panjang skinny hitam pula.
CEO seperti Steve Jobs sengaja menggunakan pakaian kasual untuk mengurangi stres karena harus mengambil keputusan penting setiap harinya. "Saya menggunakan Yeezy karena banyak berjalan dan ini adalah sepatu paling nyaman yang pernah saya pakai," katanya. Dorsey menggunakan Yeezy Boost 350 Turtle Dove yang memiliki harga ritel USD200 dan harga resale hingga USD2.000. Menurut Dorsey, fashion memang membantunya rileks dalam memanajemen dua perusahaan yang sangat berbeda. Tetapi, senjata utama agar tidak stres adalah memiliki tim yang solid.
"Yang terpenting adalah tim yang Anda punya. Kami memiliki tim yang kuat, yang membuat saya fokus akan kelebihan saya dalam mendorong ke mana arah perusahaan melaju," tuturnya.
Stres, menurut Dorsey, juga mudah dihindari jika Anda pandai membuat prioritas dan perencanaan. "Di semua bisnis, terutama bisnis kecil, ketika Anda harus melakukan banyak hal, yang jadi masalah bukan waktu, melainkan prioritas. Mana yang lebih penting, itulah yang harus Anda kerjakan dulu. Apakah saya sudah mengerjakan hal yang paling penting? Atau malah hal-hal yang mengalihkan saya untuk fokus pada hal penting?," ungkapnya.
Rumah Mewah di Sisi Tebing
Sebagai miliuner, Jack Dorsey menginvestasikan kekayaannya pada hal-hal yang paling dia sukai; rumah dan fashion. Selain selalu terlihat tampil dandy dengan pakaian keluaran desainer ternama, dia juga memiliki rumah mewah yang dibelinya seharga USD10 juta saat berusia 35 tahun, tepatnya tidak lama setelah Twitter melakukan IPO. Rumah itu tersembunyi di tebing berbatu, menjulang tinggi di atas Teluk San Francisco.
Beberapa media menyebut bahwa rumah Dorsey cocok digunakan sebagai persembunyian musuh James Bon. Dengan luas 1.138 meter persegi, atap kaca rumah tersebut dapat dibuka dengan pemandangan langsung ke Jembatan Golden Gate. Kamar tidurnya memang hanya ada dua, tetapi daya tarik utamanya memang langit-langit berbentuk piramida yang bisa terbuka hanya dengan satu sentuhan tombol. Mulanya harga rumah itu mencapai USD18 juta. Namun, dalam empat tahun, harga rumah tersebut merosot empat kali lebih rendah. Dorsey membeli rumah itu setelah menjual penthouse-nya di pusat Kota San Francisco seharga USD1 juta.
references by sindonews
Dorsey memang berasal dari budaya startup di San Francisco yang supersantai. Sebagian menganggap apa yang dilakukan Dorsey adalah hal biasa. Namun, tidak sedikit pula yang mengkritiknya. Ketika CEO Goldman Sachs datang ke kantor, silakan menggunakan kaus oblong, tetapi seyogianya tutupi kaki Anda dengan sepatu, bukan membiarkannya terbuka dengan sandal jepit. Bahkan, Blankfein yang terbiasa menggunakan pakaian rapi dan setelah penuh saat bekerja harus membuka jaketnya demi bisa menyatu dengan budaya santai di Twitter.
Sepatu Yeezy Mampu Hilangkan Stres
Sama seperti Steve Jobs dan Mark Zuckerberg, gaya berpakaian Dorsey memiliki ciri khas, yakni kaus hitam dan celana jins panjang, terkadang juga sepatu Yeezy dan Apple Watch. Dorsey penggemar sneaker. Bulan lalu dia terlihat menggunakan sneaker kulit Rick Owens seharga USD995. Dia pun pernah terlihat menggunakan sneaker Yeezy Boost. Dia memakai sepatu Yeezy dengan t-shirt Justin Bieber warna hitam dan celana panjang skinny hitam pula.
CEO seperti Steve Jobs sengaja menggunakan pakaian kasual untuk mengurangi stres karena harus mengambil keputusan penting setiap harinya. "Saya menggunakan Yeezy karena banyak berjalan dan ini adalah sepatu paling nyaman yang pernah saya pakai," katanya. Dorsey menggunakan Yeezy Boost 350 Turtle Dove yang memiliki harga ritel USD200 dan harga resale hingga USD2.000. Menurut Dorsey, fashion memang membantunya rileks dalam memanajemen dua perusahaan yang sangat berbeda. Tetapi, senjata utama agar tidak stres adalah memiliki tim yang solid.
"Yang terpenting adalah tim yang Anda punya. Kami memiliki tim yang kuat, yang membuat saya fokus akan kelebihan saya dalam mendorong ke mana arah perusahaan melaju," tuturnya.
Stres, menurut Dorsey, juga mudah dihindari jika Anda pandai membuat prioritas dan perencanaan. "Di semua bisnis, terutama bisnis kecil, ketika Anda harus melakukan banyak hal, yang jadi masalah bukan waktu, melainkan prioritas. Mana yang lebih penting, itulah yang harus Anda kerjakan dulu. Apakah saya sudah mengerjakan hal yang paling penting? Atau malah hal-hal yang mengalihkan saya untuk fokus pada hal penting?," ungkapnya.
Rumah Mewah di Sisi Tebing
Sebagai miliuner, Jack Dorsey menginvestasikan kekayaannya pada hal-hal yang paling dia sukai; rumah dan fashion. Selain selalu terlihat tampil dandy dengan pakaian keluaran desainer ternama, dia juga memiliki rumah mewah yang dibelinya seharga USD10 juta saat berusia 35 tahun, tepatnya tidak lama setelah Twitter melakukan IPO. Rumah itu tersembunyi di tebing berbatu, menjulang tinggi di atas Teluk San Francisco.
Beberapa media menyebut bahwa rumah Dorsey cocok digunakan sebagai persembunyian musuh James Bon. Dengan luas 1.138 meter persegi, atap kaca rumah tersebut dapat dibuka dengan pemandangan langsung ke Jembatan Golden Gate. Kamar tidurnya memang hanya ada dua, tetapi daya tarik utamanya memang langit-langit berbentuk piramida yang bisa terbuka hanya dengan satu sentuhan tombol. Mulanya harga rumah itu mencapai USD18 juta. Namun, dalam empat tahun, harga rumah tersebut merosot empat kali lebih rendah. Dorsey membeli rumah itu setelah menjual penthouse-nya di pusat Kota San Francisco seharga USD1 juta.
references by sindonews