Ketua Panpel pertandingan Arema FC, Abdul Haris mengaku telah memenuhi panggilan dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Rabu 18 April 2018 lalu. Sebelumnya surat panggilan telah disampaikan PSSI pada Selasa 17 April 2018.
Ini Alasan Komdis PSSI Persib Tidak Menang WO Atas Arema FC
Komisi Disiplin (Komdis) PSSI berencana menggelar sidang pekan ini. Salah satu keputusan komdis yang dinantikan publik adalah perihal laga Arema FC melawan Persib Bandung yang berakhir ricuh.
Anggota Komdis PSSI, Dwi Irianto mengatakan, pihaknya akan terlebih dulu meminta laporan pertandingan dari match commisioner. Dwi memastikan bahwa komdis tidak bisa mengubah hasil pertandingan, termasuk menyatakan Persib menang WO atas Arema.
”Kalau force majeur itu tidak bisa, kami juga melihat sisa waktu pertandingan,” kata Dwi saat dihubungi wartawan.
Dwi mengatakan, sanksi kalah WO itu merupakan kewenangan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi.
Aksi ricuh penonton masuk lapangan yang membuat polisi terluka pernah terjadi saat Persija melawan Sriwijaya pada ahun 2016, akibatnya Persija dinyatakan terkena WO. 0 -3 atas Sriwijaya FC Laga Persija vs Sriwijaya FC yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Jumat lalu berakhir kisruh. Jakmania, suporter Persija merangsek masuk ke lapangan hijau begitu mengetahui klub kesayangannya tertinggal 0-1 oleh Sriwijaya FC. (sumber)
Memakan Dua Korban Jiwa
Salah satu Aremania, Dhimas Duha Imron, menjadi korban dalam insiden kerusuhan penonton di Stadion Kanjuruhan, Malang, saat Arema FC berduel dengan Persib Bandung, Minggu 15 April 2018. Nyawanya tak tertolong oleh tim medis dan akhirnya wafat pada Rabu 18 April 2018.
Ada cerita pilu di balik wafatnya Dhimas. Usai laga dan menjadi korban dalam kerusuhan, Dhimas hendak ingin dibawa ke rumah sakit oleh tim medis.
Dimas saat itu berada di tribun timur. Ketika kerusuhan terjadi, Dimas bermaksud keluar stadion. Dimas naik ke pagar. Di saat yang bersamaan, ratusan Aremania yg berada di lapangan kembali masuk ke tribun. Dimas yg saat itu berada di pagar pun tertabrak hingga ia jatuh. terinjak-injak & sempat mengalami sesak nafas, lengannya patah.
Sebelum meninggal, Dhimas Duha Romli (16) sempat terinjak-injak suporter lain saat terjadi rusuh dalam laga Arema vs Persib di Stadion Kanjuruhan. Dhimas yang merasa pusing dan sesak enggan ikut mobil ambulans yang akan mengantarkannya ke rumah sakit.
Dari pada ikut ambulans, Dhimas lebih memilih pulang meski kondisinya tak sehat. Ternyata Dhimas mempunyai alasan sendiri mengapa ia menolak ikut ambulans. Pelajar kelas I SMKN 1 Janti, Kota Malang, ini tak ingin meninggalkan tanggung jawabnya karena ia membawa motor orang tuanya saat menonton pertandingan tersebut.
"Jadi almarhum Dhimas, sebenarnya mau dibawa ke ambulans. Tapi, memilih pulang, karena membawa motor bapaknya," cerita dewan pembina Arema FC Agoes Soerjanto pada wartawan di Kandang Singa Jalan Mayjen Panjaitan, Kamis (19/4/2018).
Fitriana Fajrin, tewas karena kecelakaan lalu lintas usai menyaksikan pertandingan Arema FC kontra Persib di Stadion Kanjuruhan. Fitriana yang dibonceng oleh adiknya meninggal dunia setelah motornya bertabrakan dengan sebuah mobil.
Fitriana diketahui berprofesi sebagai guru di Jombang. Menjadi pendukung setia Arema, status terakhir korban di facebook, ia menuliskan satu hari sebelum pertandingan Arema vs Persib menuliskan "On the way," atau "Sedang dalam perjalanan," maksudnya mungkin adalah sedang dalam perjalanan ke stadion Kanjuruhan Malang, dari kediaman korban di Jombang, Jawa Timur.
Pihak keluarga Fitriana sebelumnya telah mengkonfirmasi insiden tersebut. Mengetahui kabar tersebut, INDOSPORT pun coba mengkonfirmasi kebenarannya ke Fitriana Fajerin, yang merupakan adik korban melalui pesan singkat.
"Iya benar, itu mas (kakak) saya yang kecelakaan. Kecelakaan tunggal, mas saya yang bonceng," ucap Fitri kepada INDOSPORT (16/04/18) sekitar pukul 18.00 sore.
Lebih lanjut, Fitri juga menyebut jenazah sang kakak baru datang dan akan dimakamkan malam ini di daerah Cermenan, Jombang, Jawa Timur.
menurut akun instagram @aremaniafans, saksi di tempat kejadian menyebutkan jika korban menabrak sebuah mobil karena merasa panik dan berjalan dengan kecepatan tinggi. Korban posisinya berada di depan yang membawa motor, sementara rekan korban yang dibonceng saat ini sedang mengalami kritis dan sudah dibawa ke rumah sakit terdekat.
Tandukan Arthur Cunha pada hidung Bojan Malisic tak masuk dalam agenda pembahasan sidang tersebut, Aremania masih bisa menonton ke stadion saat home namun tidak di tribun timur
Haris datang seorang diri sebagai perwakilan tim berjuluk Singo Edan untuk menjelaskan kepada Komdis PSSI terkait kronologis kericuhan suporter pada laga Arema FC kontra Persib Bandung, Minggu 15 April 2018 lalu.
"Saya kemarin dimintai keterangan dan diperlihatkan video-video pertandingan oleh Komdis PSSI. Saya juga ditanyai secara detail soal pengamanan dan klarifikasi soal kejadian kericuhan itu," katanya saat konferensi pers, Kamis 19 April 2018.
Keputusan sanksi bagi Arema FC dijatuhkan melalui dua surat keputusan yang diterima manajemen Arema FC pada Kamis (19/04) malam. Surat tersebut masing-masing bernomor 022/L1/SK/KD-PSSI/IV/2018 dan 023/L1/SK/KD-PSSI/IV/2018
Melalui surat bernomor 022/L1/SK/KD-PSSI/IV/2018, Komdis PSSI menjatuhkan sanksi sebesar Rp250 juta pada Arema. Hal ini menyusul adanya tingkah laku buruk suporter pada insiden tersebut.
Sedangkan dalam surat bernomor 023/L1/SK/KD-PSSI/IV/2018, Panpel Arema dinilai gagal memberikan rasa nyaman pada perangkat pertandingan. Panpel juga dinilai gagal mengantisipasi pelemparan botol dan sepatu, yang mengakibatkan terlukanya pelatih Persib Bandung. Mereka juga tak bisa mengantisipasi penyalaan flare dan turunnya penonton ke lapangan. Akibatnya, Panpel Arema FC didenda sebesar Rp50 juta.
Selain denda tersebut, Panpel Pertandingan juga mendapat hukuman lain dari Komdis PSSI. Mereka harus mengosongkan tribun timur dalam dua laga HOME yaitu saat melawan Persipura Jayapura dan PSM Makassar.
"Kelalaian terjadi karena, sekali lagi kami menganggap remeh kesulitan apa yang akan terjadi dalam suatu pertandingan. Sejujurnya kami menganggap kedewasaan Aremania sangat tinggi, jadi kami terlalu rendah mempersiapkan diri ketika situasi terjadi. Itu kelalaian yang harus kami akui," urai pria yang akrab disapa Iwan Budianto ini.
Lebih lanjut, pria yang juga berstatus sebagai kepala staf ketua umum PSSI itu juga memohon maaf terkait tindakan match steward terhadap penonton. Menurutnya, ada tindakan di luar batas yang dilakukan match steward terhadap penonton, yang dianggap menjadi salah satu pemicu terjadinya kericuhan.
Aremania, suporter setia Arema FC, merasa kecewa dengan kondisi klubnya yang terpuruk pada awal musim. Hingga pekan keempat Liga 1, skuad Singo Edan belum pernah menang dan berada di dasar klasemen sementara. "Semua sakit hati dan kecewa dengan kondisi klub saat ini. Tetapi kami harus bisa menahan diri. Ke depannya semoga bisa lebih baik lagi," ujar seorang Aremania, Udin Muharto, Rabu (18/4/2018) malam.
Namun begitu, Udin yang dikenal sebagai pentolan Aremania itu enggan mengomentari kericuhan yang terjadi saat menjamu Persib Bandung di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Minggu (15/4/2018). Kericuhan itu disebabkan oleh kekecewaan terhadap Singo Edan yang lagi-lagi gagal meraih kemenangan. Menjelang akhir laga saat kedudukan imbang 2-2, para Aremania melampiaskan kekecewaannya dengan melemparkan benda-benda ke tengah lapang dan menyerbu ke tengah lapangan saat pertandingan masih menyisakan beberapa menit.
Ini Alasan Komdis PSSI Persib Tidak Menang WO Atas Arema FC
Komisi Disiplin (Komdis) PSSI berencana menggelar sidang pekan ini. Salah satu keputusan komdis yang dinantikan publik adalah perihal laga Arema FC melawan Persib Bandung yang berakhir ricuh.
Anggota Komdis PSSI, Dwi Irianto mengatakan, pihaknya akan terlebih dulu meminta laporan pertandingan dari match commisioner. Dwi memastikan bahwa komdis tidak bisa mengubah hasil pertandingan, termasuk menyatakan Persib menang WO atas Arema.
”Kalau force majeur itu tidak bisa, kami juga melihat sisa waktu pertandingan,” kata Dwi saat dihubungi wartawan.
Dwi mengatakan, sanksi kalah WO itu merupakan kewenangan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi.
Aksi ricuh penonton masuk lapangan yang membuat polisi terluka pernah terjadi saat Persija melawan Sriwijaya pada ahun 2016, akibatnya Persija dinyatakan terkena WO. 0 -3 atas Sriwijaya FC Laga Persija vs Sriwijaya FC yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Jumat lalu berakhir kisruh. Jakmania, suporter Persija merangsek masuk ke lapangan hijau begitu mengetahui klub kesayangannya tertinggal 0-1 oleh Sriwijaya FC. (sumber)
Memakan Dua Korban Jiwa
Salah satu Aremania, Dhimas Duha Imron, menjadi korban dalam insiden kerusuhan penonton di Stadion Kanjuruhan, Malang, saat Arema FC berduel dengan Persib Bandung, Minggu 15 April 2018. Nyawanya tak tertolong oleh tim medis dan akhirnya wafat pada Rabu 18 April 2018.
Ada cerita pilu di balik wafatnya Dhimas. Usai laga dan menjadi korban dalam kerusuhan, Dhimas hendak ingin dibawa ke rumah sakit oleh tim medis.
Dimas saat itu berada di tribun timur. Ketika kerusuhan terjadi, Dimas bermaksud keluar stadion. Dimas naik ke pagar. Di saat yang bersamaan, ratusan Aremania yg berada di lapangan kembali masuk ke tribun. Dimas yg saat itu berada di pagar pun tertabrak hingga ia jatuh. terinjak-injak & sempat mengalami sesak nafas, lengannya patah.
Sebelum meninggal, Dhimas Duha Romli (16) sempat terinjak-injak suporter lain saat terjadi rusuh dalam laga Arema vs Persib di Stadion Kanjuruhan. Dhimas yang merasa pusing dan sesak enggan ikut mobil ambulans yang akan mengantarkannya ke rumah sakit.
Dari pada ikut ambulans, Dhimas lebih memilih pulang meski kondisinya tak sehat. Ternyata Dhimas mempunyai alasan sendiri mengapa ia menolak ikut ambulans. Pelajar kelas I SMKN 1 Janti, Kota Malang, ini tak ingin meninggalkan tanggung jawabnya karena ia membawa motor orang tuanya saat menonton pertandingan tersebut.
"Jadi almarhum Dhimas, sebenarnya mau dibawa ke ambulans. Tapi, memilih pulang, karena membawa motor bapaknya," cerita dewan pembina Arema FC Agoes Soerjanto pada wartawan di Kandang Singa Jalan Mayjen Panjaitan, Kamis (19/4/2018).
Fitriana Fajrin, tewas karena kecelakaan lalu lintas usai menyaksikan pertandingan Arema FC kontra Persib di Stadion Kanjuruhan. Fitriana yang dibonceng oleh adiknya meninggal dunia setelah motornya bertabrakan dengan sebuah mobil.
Fitriana diketahui berprofesi sebagai guru di Jombang. Menjadi pendukung setia Arema, status terakhir korban di facebook, ia menuliskan satu hari sebelum pertandingan Arema vs Persib menuliskan "On the way," atau "Sedang dalam perjalanan," maksudnya mungkin adalah sedang dalam perjalanan ke stadion Kanjuruhan Malang, dari kediaman korban di Jombang, Jawa Timur.
Pihak keluarga Fitriana sebelumnya telah mengkonfirmasi insiden tersebut. Mengetahui kabar tersebut, INDOSPORT pun coba mengkonfirmasi kebenarannya ke Fitriana Fajerin, yang merupakan adik korban melalui pesan singkat.
"Iya benar, itu mas (kakak) saya yang kecelakaan. Kecelakaan tunggal, mas saya yang bonceng," ucap Fitri kepada INDOSPORT (16/04/18) sekitar pukul 18.00 sore.
Lebih lanjut, Fitri juga menyebut jenazah sang kakak baru datang dan akan dimakamkan malam ini di daerah Cermenan, Jombang, Jawa Timur.
menurut akun instagram @aremaniafans, saksi di tempat kejadian menyebutkan jika korban menabrak sebuah mobil karena merasa panik dan berjalan dengan kecepatan tinggi. Korban posisinya berada di depan yang membawa motor, sementara rekan korban yang dibonceng saat ini sedang mengalami kritis dan sudah dibawa ke rumah sakit terdekat.
"INNALILLAHI WAINNA ILAIHI ROJIUN .. . Turut berduka cita atas meninggalnya Aremania Jombang atas nama Imam Shokib. Beliau meninggal kecelakaan saat perjalanan pulang dari stadion kanjuruhan. Menurut saksi ditempat kejadian beliau mengendarai sepeda cukup kencang karena dikejar sekumpulan oknum tak dikenal.
Kemudian beliau menabrak sebuah mobil yang ada didepannya. Beliau berboncengan dengan temannya yang sekarang kritis dan menjalani perawatan di rumah sakit. Kami atas nama Aremania turut berduka cita. Semoga arwah beliau mendapatkan tempat disisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Amin."
Tandukan Arthur Cunha pada hidung Bojan Malisic tak masuk dalam agenda pembahasan sidang tersebut, Aremania masih bisa menonton ke stadion saat home namun tidak di tribun timur