Quantcast
Channel: AGUNKz scrEaMO BLOG | {Agung YuLy Diyantoro}
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2973

Apa Itu Siklon Tropis?

$
0
0

Siklon tropis adalah sebuah badai dengan kekuatan besar yang memiliki radius atau jangkauan rata-rata mencapai 150 hingga 200 km. Siklon terbentuk di atas lautan luas yang memiliki suhu permukaan laut hangat, lebih dari 26,5 derajat celcius.



Siklon biasanya terjadi di beberapa wilayah perairan seperti Atlantik Barat, Pasifik Timur, Pasifik Selatan, Autralia, hingga Samudra Hindia. Siklon tropis memiliki beberapa sebutan di beberapa lokasi terbentuknya seperti berikut:

  1.     Badai Tropis, jika terbentuknya berada di Samudra Pasifik bagian selatan.
  2.     Topan, jika terbentuknya berada di Samudra Pasifik bagian barat laut.
  3.     Hurikan, jika terbentuknya berada di Samudra Atlantik.


Biasanya badai siklon memiliki masa hidup antara tiga hingga delapan belas hari. Siklon tropis akan melemah dan hilang jika bergerak memasuki wilayah perairan yang dingin atau daratan.

Siklon tropis berada di perairan sekitar wilayah tropis yang memiliki suhu permukaan laut yang hangat. Saat awal pembentukannya, suhu permukaan laut yang hangat itu akan menyebabkan sistem tekanan rendah di wilayah tersebut yang akibatnya akan berbentuk kumpulan awan konvektir atau biasanya disebut dengana wan cumolonimbus.

Nantinya, awan-awan itu akan membentuk sabuk melingkar dan memiliki tekanan udara permukaan akan menurun dan mencapai kurang dari 1000mb dengan kecepatan angin maksimum meningkat hingga mencapai lebih dari 60 km/jam.


Selanjutnya, bentuk siklon tropis akan lebih stabil yang di pusatnya akan membentuk suatu wilayah dengan kecepatan angin yang relatif rendah tanpa awan.


Wilayah tersebut disebut dengan mata siklon yang nantinya dikelilingi dengan dinding berbentuk cincin yang bisa mencapai ketebalan hingga 16 km.


Di wilayah tersebut juga biasanya ada kecepatan angin tertinggi dan memiliki curah hujan terbesar.


Siklon tropis pernah muncul di Indonesia yang pertama kali terjadi di bulan April 2008. Saat itu berada di perairan barat daya Bengkulu, Samudra Hindia.


Siklon tersebut diberi nama dengan siklon tropis Durga, dimana nama tersebut diambil dari nama tokoh pewayangan yang ada di Jawa.


Tidak hanya itu saja, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mencatat ada sepuluh siklon tropis yang biasanya muncul di beberapa wilayah yang menjadi tanggung jawab Indonesia.


Siklon terakhir terjadi pada tahun 2021 yang diberi julukan siklon tropis Seroja dan siklon tropis Odette yang berada di Samudra Hindia selatan Jawa Bawat.


Tidak hanya itu saja, siklon Surigae juga muncul di kawasan Indonesia seperti di Samudra Pasifik utara Papua. Namun, siklon tropis Odette dan Surigae tidak termasuk ke dalam wilayah tanggung jawab Indonesia.


Meskipun begitu, karena letaknya cukup dekat dengan wilayah Indonesia sehingga saat terjadinya siklon itu, Indonesia terkena dampaknya.


Dampak dari siklon tropis juga biasanya akan mempengaruhi pertumbuhan awan hujan dan peningkatan kecepatan angin yang berdampak pada ketinggian gelombang laut. Siklon Tropis bisa pincu bencana hidrologi seperti cuaca ekstrem, banjir bandang, tanah longsor


DAFTAR SIKLON TROPIS YANG PERNAH TERJADI DI INDONESIA

KLIK DISINI



Di wilayah Indonesia bagian selatan, badai siklon tropis rentan terjadi selama bulan Februari, Maret, Januari, Desember, dan April. Baru-baru ini tiga wilayah Indonesia, yaitu Maluku, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT)


Badai siklon memiliki dua bagian, yaitu mata siklon dan dinding mata siklon. Mata siklon adalah pusat badai dengan kecepatan angin yang cenderung rendah dan tidak memiliki awan. Mata siklon umumnya berdiameter antara 10 hingga 100 kilometer. 


Lalu, dinding mata siklon adalah wilayah yang mengelilingi mata siklon. Bentuknya seperti cincin dengan ketebalan mencapai 16 kilometer. Berbeda dengan mata siklon, dinding mata siklon adalah wilayah dimana angin bertiup kencang dan curah hujan besar. Badai siklon tropis biasanya bisa bertahan selama 3 hingga 18 hari setelah terbentuk. Badai akan mereda ketika siklon tropis memasuki wilayah perairan dingin atau daratan.


Siklon tropis dikenal dengan istilah lain, yaitu badai tropis atau topan. Badai ini umumnya timbul di lautan wilayah tropis dengan suhu yang hangat.



Umumnya, siklon tropis terbentuk dalam waktu 7 hari. Namun, menurut BMKG variasi proses terbentuknya siklon tropis dari mulai tumbuh hingga menghilang adalah 1 hingga 30 hari. Prosesnya terbentuknya siklon tropis dijelasakan dalam empat tahap, yaitu tahap pembentukan, belum matang, matang, dan pelemahan. Tahap pembentukan dimulai dari munculnya gangguan atmosfer yang dapat dilihat dari cita satelit cuaca. Tahap ini ditandai dengan munculnya wilayah konvektif dengan awan-awan Cumulonimbus. Pada tahap ini pusat sikulasi atau mata siklon belum terlihat, tetapi awan sudah membentuk sabuk berbentuk spiral. Selanjutnya adalah tahap belum matang. Pada tahap ini wilayah konvektif semakin kuat dan sabuk awan mulai melingkar atau membentuk wilayah bulat. Teknanan udara di area terbentuk badai mulai mengalami penurunan. 

Di sisi lain, angin mengalami peningkatan kecepatan mencapai lebih dari 34 knot atau 63 km/jam. Angin kencang tersebut terbentuk disekeliling pusat sirkulasi yang mana sudah terbentuk mata siklon. Tahap matang terjadi ketika bentuk siklon semakin stabil, ditandai dengan tekanan udara minimum di pusatnya dan kecepatan angin maksimum disekelilingnya serta tanpa mengalami fluktuasi yang berarti. Kondisi ini biasanya dapat bertahan hingga 24 jam. Tahap terakhir adalah tahap pelemahan, dimana pusat siklon mulai menghilang dan sabuk awan mulai menghilang. Tahap pelemahan juga diiringi dengan kondisi tekanan udara meningkat dan kecepatan angin maksimum meluas menjauhi pusat siklon. Kondisi ini biasanya terjadi ketika badai memasuki wilayah perairan lintang tinggi dengan suhu laut dingin atau masuk ke daratan. 

Jika sudah memasuki kedua wilayah tersebut biasanya siklon tropis akan menghilang dengan cepat. Penyebab Siklon Tropis Kemunculan siklon tropis dipicu oleh beberapa kondisi alam. Menurut BMKG ada beberapa syarat yang dapat menyebabkan kemunculan siklon tropis, yaitu: Suhu permukaan laut minimal 26,5°C hingga kedalaman 60 meter. 

Terbentuknya awan Cumulonimbus di atmosfer yang merupakan penanda wilayah konvektif kuat. Awan Cumulonimbus sendiri merupakan awan yang menjulang tinggi sebagai penyebab badai, petir, dan angin. Kondisi atmosfer lembab yang mencapai ketinggian sekitar 5 kilometer. 

Sebaliknya, atmosfer yang kering justru tidak memicu aktivitas badai guntur di dalam siklon. Merupakan wilayah dalam jarak sekitar 500 kilometer dari katulistiwa. Terdapat gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar disertai dengan pumpunan angin. 

Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian terlalu besar. Sebaliknya, jika perubahan kondisi angin besar, dapat mengacaukan proses terbentuknya badai guntur. Dampak Siklon Tropis di Indonesia Dampak siklon tropis sendiri cukup berbahaya. 

Meski terjadi di lautan, badai ini bisa menyebabkan kerusakan di darat. Di Indonesia sendiri, dampak paling umum dari peristiwa siklon tropis antara lain: 

  • angin kencang;
  • hujan lebat;
  • gelombang tinggi;
  • pohon tumbang akibat angin kencang; 
  • kerusakan bangunan, jembatan, tiang listrik, dan sebagainya; 
  • banjir; 
  • tanah longsor di area rawan longsor setelah terkena hujan lebat.




references by haluan. tirto


Viewing all articles
Browse latest Browse all 2973