PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) akan mengembangkan BSI Mobile menjadi super apps. Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI, Hery Gunardi mengatakan, nantinya aplikasi BSI Mobile tidak hanya melayani nasabah BSI saja.
"Kita memang sedang berusaha terus memperkuat transformasi digital dan budaya. Digital kultur dan meningkatkan pemahaman digtal. Kami sedang mempersiapkan projek super apps generasi baru dari BSI mobile," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (22/5).
Hery memaparkan, nantinya super apps digital pengembangan BSI Mobile tersebut akan menawarkan berbagai fitur untuk memenuhi kebutuhan aktivitas dan gaya hidup masyarakat. "Nanti super apps menawarkan fitur-fitur menarik. Nanti tidak hanya memudahkan nasabah melakukan transaksi (perbankan) tapi memenuhi kebutuhan beli tiket, top up, dan lain-lain yang terkoneksi sistem open banking (API) dengan pihak ketiga," sebutnya.
Hery menyebut, saat ini BSI Mobile memiliki pengguna terdaftar sekitar 5 juta dan setengahnya adalah pengguna aktif. Ia memastikan BSI terus mengembangkan transformasi layanan dan edukasi digital.
Ia menambahkan, pengembangan fitur BSI Mobile tersebut tanpa menghilangkan fitur-fitur islami seperti Ziswaf (zakat, infak, sedekah dan wakaf), dan fitur islami lain seperti penunjuk arah kiblat dan waktu salat lokal dan global.
"Tunggu saja ketika waktunya akan kita announce dan launch ke masyarakat, Mudah-mudahan menjadi digital inisiatif yang memang lebih menjanjikan dari BSI Mobile," pungkasnya.
Wakil Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI), Bob Tyasika Ananta mengatakan, BSI telah berkomitmen untuk memperkuat keamanan siber dengan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) IT sebesar Rp 580 miliar. Hal tersebut disampaikan Bob dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Terbatas (RUPST) BSI yang diikuti secara daring, Senin (22/5/2023) sore.
"Kami (BSI) berkomitmen di digitalisasi dan keamanan data, untuk meningkatkan keamanan di digital IT, kami menganggarkan untuk IT Rp 580 miliar, ini dua kali lipat lebih besar dari sebelumnya," ujarnya.