Transaksi Tokopedia turun 8% secara tahunan atau year on year (yoy) selama Semester I. Salah satu penyebabnya yakni diskon yang berkurang.
Berikut kinerja Tokopedia selama Januari – Juni berdasarkan laporan keuangan GoTo Gojek Tokopedia: Nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) turun 8% dari Rp 132,5 triliun menjadi Rp 121,5 triliun Pendapatan bruto naik 14% dari Rp 3,9 triliun menjadi Rp 4,5 triliun Margin kontribusi naik dari minus Rp 2,2 triliun menjadi positif Rp 591 miliar EBITDA yang disesuaikan naik 80% dari minus Rp 3,9 triliun menjadi negatif Rp 752 miliar Induk usaha Tokopedia yakni GoTo Gojek Tokopedia menjelaskan bahwa GTV kuartal II dibandingkan April – Juni 2022 turun 13%.
Patrick Walujo Ungkap Alasan Lepas Tokopedia ke TikTok, GOTO Turun
Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terpantau turun pada perdagangan sesi II Senin (29/1/2024), setelah sang CEO Patrick Walujo buka-bukaan soal alasan penjualan saham Tokopedia ke ByteDance, yang merupakan induk TikTok.
Per pukul 14:49 WIB, saham GOTO terkoreksi 6,1% ke posisi Rp 77/saham. Saham GOTO kembali berada di level psikologis Rp 70 per saham, setelah bertahan cukup lama di level psikologis Rp 80 per saham.
Saham GOTO hingga sesi II hari ini sudah ditransaksikan sebanyak 21.873 kali dengan volume sebesar 3,72 miliar lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 293,67 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 92,51 triliun.
Dari orderbook-nya, terpantau antrean beli mendominasi dari antrean jual. Dari order bid atau beli, total antreannya sudah mencapai 27 juta lot, dengan antrean beli terbanyak berada di harga Rp 76/saham yang mencapai 6,6 juta lot atau sekitar Rp 50 miliar.
Sedangkan dari order offer atau jual, total antreannya mencapai 17 juta lot, dengan antrean jual terbanyak berada di harga Rp 81/saham yang mencapai 3,9 juta lot atau sekitar Rp 33 miliar.
Setelah sekitar enam hari bertahan di level psikologis Rp 80 per saham, GOTO kembali terkoreksi hingga menyentuh kembali level psikologis Rp 70 per saham, di mana GOTO terakhir mencetak level psikologis ini di perdagangan awal November 2023.
Amblesnya saham GOTO terjadi setelah CEOGOTO Patrick Walujobuka-bukaan soal alasan penjualan saham Tokopedia ke ByteDance, induk dari TikTok.
Patrick mengatakan bahwa keputusan penjualan 75% saham Tokopediake ByteDanceadalah pilihan yang harus diambil untuk bertahan.
"Banyak orang yang tidak pahamapa yang saya hadapi ketika itu. Itu adalah pilihan antara bertahan hidup atau mati. Memang kematiannya bakal perlahan tetapi pasti," katanya dalam acara Dealstreet Asia Indonesia PE/VC Summit, Kamis (25/1/2024).
Oleh karena itu, ia yakin keputusan tersebut tepat meskipun banyak yang melontarkan kritik baik soal porsi saham yang dijual maupun nilai kesepakatan yang dinilai terlalu rendah.
Kondisi ini membuat Patrick memilih untuk mendorong kemitraan antara Tokopediadengan TikTokdan memperkuat posisi sebagai platformecommerce nomor satu.
ByteDancemenanamkan modal senilai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 23,38 triliun di PT Tokopedia. Transaksi tersebut diharapkan akan selesai pada kuartal pertama 2024.
Aksi korporasi tersebut membuat bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia akan dikombinasikan di bawah PT TokopediadenganTikTok akan memiliki pengendalian atas PT Tokopedia. Fitur layanan belanja dalam aplikasi TikTok di Indonesia akan dioperasikan dan dikelola oleh PT Tokopedia.
Melansir keterbukaan informasi, GOTO mengungkapkan perusahaan telah menandatangani perjanjian pembelian aset dan pengambilalihan saham pada 10 Desember lalu.
"Apabila rencana investasi ini dapat diselesaikan oleh para pihak, hal ini akan menyebabkan TikTok menjadi pemilik dari 75,01% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh di Tokopedia dan kepemilikan [GOTO] menjadi 24,99% di Tokopedia," terang manajemen GOTO lewat keterbukaan informasi BEI.
Di tengah carut marut kondisi global, pertumbuhan penjualan e-commerce di Asia Tenggara justru tumbuh subur pada tahun 2023. Ini melanjutkan pertumbuhan dari tahun 2020 atau pada masa pandemi.
Sebanyak delapan e-commerce besar di Asia Tenggara mencatat pertumbuhan gross merchandise value (GMV) sebesar US$ 114,6 miliar. Mengutip data Momentum Works, angka ini naik 15% bila dibanding GMV tahun 2022 yang sebesar US$ 99,5 miliar. Saat artikel ini ditulis Shopee jadi pilihan nomor 1 berbelanja
Tokopedia kembali menaikan besaran biaya layanan yang dibebankan kepada para penjual (seller)
Menurut website resmi Pusat Edukasi Seller Tokopedia, penyesuaian ini akan efektif per 16 September 2024.
Seller Regular Merchant yang telah berubah status keanggotaan menjadi Power Merchant dan memiliki lebih dari 50 pesanan pada tanggal 1 Mei 2024 juga akan dikenakan biaya layanan Power Merchant.
Perubahan berlaku untuk Seller Power Merchant dan Power Merchant Pro dengan penyesuaian biaya layanan mulai dari 1% hingga 10% sesuai kategori produk yang dijual.
Adapun biaya layanan dihitung berdasarkan harga per produk dikurangi diskon dari penjual. Biaya pengiriman dan diskon platform tidak termasuk ke dalam perhitungan biaya layanan.
Berikut selengkapnya besaran biaya layanan yang dibebankan kepada penjual mulai 16 September 2024:
Elektronik: 1.00% - 10.00%
Fashion: 4.25% - 10.00%
FMCG: 4.25 - 10.00%
Gaya Hidup:4.25% - 10.00%
Lainnya: 1.00% - 10.00%
Tokopedia memberikan simulasi perhitungan potongan biaya layanan yang baru terhadap penghasilan seller.
Menurut Tokopedia, biaya layanan dihitung berdasarkan harga per produk dikurangi diskon dari penjual. Biaya pengiriman dan diskon platform tidak termasuk ke dalam perhitungan biaya layanan.
Berikut simulasi perhitungan:
Biaya layanan = (Harga per produk - Diskon Penjual).
Seller bisa mengecek biaya layanan di halaman Tambah dan Edit Produk. Caranya, pada bagian Kategori Produk, masukkan Kategori Produkmu, setelah itu, keterangan biaya layanan per produk.
Bukan yang pertama
Penyesuaian biaya layanan ini bukan yang pertama terjadi. Pada 1 Mei lalu, Tokopedia juga melakukan penyesuaian layanan bagi para seller.
Saat itu besaran biaya layanan akan berubah mulai dari 2 persen hingga 6,5 persen yang akan dihitung berdasarkan kategori produk yang terjual.
Hal ini menurunnya jumlah transaksi dari konsumen non-profitable. “Penurunan itu akibat insentif umum yang menurun,” kata Tokopedia dalam laporan keuangan, Rabu (15/8). Insentif yang dimaksud seperti promosi dan diskon. Rincian penyebab turunnya transaksi Tokopedia selama kuartal II atau April – Juni sebagai berikut;
- Diskon berkurang
- Faktor musiman seperti peningkatan jumlah hari libur umum
- Penutupan sebagian bisnis Mitra Tokopedia yang diumumkan pada Maret. Mitra Tokopedia yakni toko offline bekerja sama dengan pemilik warung.
- Gratis ongkir wajibkan Kurir Rekomendasi . Seperti dieketahui estimasi pakaet tiba dengan kurir rekomendasi yaitu 3 sampai 1 minggu bahkan bisa lebih. Jika paket hilang proses klaimnya rumit
- Penjual / Seller memilih Tak berjualan di tokoepdia karena biaya admin dan berbagai potongan tinggi, banyak peraturan, Banyak toko dimoderasi tanpa alasan jelas dan Penjual/seller dipaksa akui kesalahnnya, tanpa bisa tunjukan bukti jelas dan penjual harus patuh tak bisa banding
Hal itu bisa dibuktikan dengan membandingkan barang yang tidak ada/dibeli di Tokopedia sementara di Eccomerce lainnya ada dijual dan juga Toko yang berjualan di Tokopedia kian sedikit karena banyak aturan dan biaya