Rasa tidak nyaman pada tenggorok seperti gatal atau terasa bengkak umumnya merupakan pertanda bahwa sakit tenggorok akan mendera. Dari rasa tidak nyaman, gangguan ini dapat berkembang cepat menjadi rasa sakit hanya dalam 2-3 hari saja. Radang tenggorok atau yang dalam dunia kedokteran disebut Tonsilofaringitis adalah suatu penyakit di mana terjadi proses radang/inflamasi pada mukosa tenggorok (faring) dan tonsil (amandel).
Gangguan pada tenggorok ini umum diderita masyarakat dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti iritasi, alergi, gejala influenza, asap rokok serta infeksi karena virus dan bakteri penyebab radang tenggorok.
Penyakit ini sangat sering ditemukan dalam masyarakat dan merupakan salah satu penyakit terbanyak yang ditemukan pada kunjungan rumah sakit atau praktek dokter.
Syahrial M Hutauruk, Ketua Divisi Laring Faring Departemen THT Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo, menyatakan bahwa pada gejala yang ringan penyakit ini dapat merupakan bagian dari ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), atau yang lebih dikenal sebagai influenza.
“Sekitar 85 persen dari sakit tenggorok disebabkan oleh kontaminasi bakteri dan virus. Pada kebanyakan kasus, virus dan bakteri ini juga merupakan penyebab dari dideritanya influenza,” ungkapnya padai acara Media Workshop Betadine “Sore Throat Will Not Slow Me Down” di Jakarta, pekan lalu.
Sedangkan pada kondisi yang berat di mana terjadi karena infeksi bakteri, penyakit ini akan menimbulkan gejala yang berat dan sangat mengganggu aktivitas penderitanya.
Penyakit radang tenggorok dapat bersifat akut (mendadak) atau kronik (lama dan berulang). Serangan radang tenggorok akut ditandai dengan gejala nyeri pada tenggorok, nyeri saat menelan, demam, sakit kepala, badan lemas, kadang disertai batuk dan pilek.
Sedangkan pada yang kronik, pasien hanya mengeluh tenggorok terasa tidak nyaman, terasa kering, rasa mengganjal saat menelan, dan nafas berbau tidak sedap. “Pada kondisi kronik ini sering terjadi serangan akut yang berulang,” imbuhnya.
Lebih Sering Diderita Anak
Penyakit ini sering ditemukan baik pada anak maupun dewasa. Namun lebih sering menyerang anak, khususnya di bawah usia 5 tahun. Menurut Syahrial, tenggorok memiliki peran pada daya tahan tubuh kita. Pada usia anak-anak tersebut tenggorok paling efektif menjaga daya tahan tubuh.
“Ketika ada zat-zat atau organisme, virus, bakteri yang tidak diinginkan tubuh akan disaring oleh tenggorok. Makanya mereka sering sakit tenggorok,” kata Syahrial.
Ketika anak sudah mulai berusia 5-7 tahun, kerja tenggorok sudah tidak lagi seperti itu. Imunitas tubuh anak di atas 5 tahun dibantu juga oleh kelenjar getah bening dan sumsum tulang belakang. Karena itu, potensi sakit tenggorokan berkurang.
Umumnya, penderita akan terganggu aktivitasnya, anak tidak bisa ke sekolah sedangkan pada dewasa tidak bisa kerja. Jadi secara ekonomis penyakit ini dapat mengganggu produktivitas seseorang, apalagi bila sering terjadi serangan berulang.
Bila tidak ditangani dengan baik, infeksi akut pada tenggorok dapat menimbulkan komplikasi, karena dapat meluas ke daerah leher dalam dan menimbulkan abses, di mana akan terbentuk nanah dalam leher yang sangat berbahaya.
“Sedangkan pada yang kronik dan sering menimbulkan serangan radang, biasanya berhubungan dengan infeksi kronis pada tonsil (amandel), sehingga harus dilakukan operasi pengangkatan amandel yaitu tonsilektomi. Namun dengan pengobatan yang baik dan tepat komplikasi ini dapat dicegah,” kata Syahrial.
Ia mengungkapkan, pengobatan diberikan untuk menghilangkan gejala demam dan nyeri tenggorok, kadang juga diberikan obat batuk. “Bila disebabkan infeksi virus pasien diberikan vitamin dan obat penguat daya tahan tubuh, sedangkan bila disebabkan infeksi bakteri akan diberikan obat antibiotik,” imbuhnya. san/R-1
Gunakan Cairan Kumur Antiseptik
Radang tenggorok karena infeksi, baik oleh virus atau bakteri sering ditemukan dalam masyarakat dan dapat ditularkan ke orang lain melalui udara, atau makanan dan minuman.
Untuk mencegah penularan tersebut, penggunaan obat kumur antiseptik yang mengandung povidone-iodine baik untuk digunakan. Obat kumur antiseptik ini dapat membantu mempercepat proses penyembuhan pada keadaan akut dan dapat mencegah serangan berulang pada keadaan kronik.
“Masyarakat banyak mengenal beragam cairan kumur, namun untuk mengatasi atau menghindari sakit tenggorok direkomendasikan cairan kumur antiseptik yang mengandung Povidone-Iodine,” tutur Syahrial.
Kesehatan daerah tenggorok bisa dijaga dengan berkumur dan gargle (berkumur sampai rongga tenggorok) dengan benar menggunakan cairan kumur antiseptik. Cara berkumur dan gargle yang benar adalah pada bagian rongga mulut sampai tenggorok selama 30 detik untuk bisa mengurangi persebaran bakteri dan virus secara efektif.
Berdasarkan hasil penelitian, cairan kumur antiseptik mengandung Povidone – Iodine terbukti dapat mengurangi jumlah bakteri dan virus pada rongga mulut sebanyak 99,4 persen dengan efektivitas tinggi dan waktu singkat.
Povidone – Iodine lebih efektif dibandingkan antiseptik lainnya seperti Chlorexidine Gluconate dengan efektivitas 59,7 persen, ataupun Cetylpyridinum Chloride dengan efektivitas 97 persen. Povidone- Iodine juga terbukti dapat mengurangi berbagai jenis virus yang umum menyebabkan sakit tenggorok seperti virus influenza dan virus herpes simplex.
“Povidone-Iodine terbukti secara klinis dapat menghilangkan kuman penyebab sakit tenggorok secara efektif. Dianjurkan pada masyarakat untuk memakai cairan kumur yang mengandung Povidone – Iodine ketika gejala sakit tenggorok mulai dirasa dengan cara berkumur dan gargle dengan benar sampai dengan tenggorok,” tutur Merry Sulastri, Educator and Trainer Mundipharma.
Untuk menjaga kesehatan dan mencegah penularan sakit tenggorok, Syahrial menyarankan untuk selalu menerapkan pola hidup sehat. Diantaranya dengan mengonsumsi makanan sehat dan menjaga lingkungan agar tetap bersih, baik di rumah ataupun tempat kerja. Sementara itu, untuk penderita dianjurkan memakai masker, atau dipersilahkan istirahat di rumah untuk mengurangi risiko penularan di tempat kerja atau di sekolah.
“Pada keadaan di mana risiko penularan tinggi, misalnya ada teman sekantor, atau sekolah, atau anggota keluarga yang sedang menderita penyakit ini, orang yang masih sehat dianjurkan memperkuat daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi dan mengonsumsi vitamin,” pungkasnya.
references by koranjakarta
Penyakit ini sangat sering ditemukan dalam masyarakat dan merupakan salah satu penyakit terbanyak yang ditemukan pada kunjungan rumah sakit atau praktek dokter.
Syahrial M Hutauruk, Ketua Divisi Laring Faring Departemen THT Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo, menyatakan bahwa pada gejala yang ringan penyakit ini dapat merupakan bagian dari ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), atau yang lebih dikenal sebagai influenza.
“Sekitar 85 persen dari sakit tenggorok disebabkan oleh kontaminasi bakteri dan virus. Pada kebanyakan kasus, virus dan bakteri ini juga merupakan penyebab dari dideritanya influenza,” ungkapnya padai acara Media Workshop Betadine “Sore Throat Will Not Slow Me Down” di Jakarta, pekan lalu.
Sedangkan pada kondisi yang berat di mana terjadi karena infeksi bakteri, penyakit ini akan menimbulkan gejala yang berat dan sangat mengganggu aktivitas penderitanya.
Penyakit radang tenggorok dapat bersifat akut (mendadak) atau kronik (lama dan berulang). Serangan radang tenggorok akut ditandai dengan gejala nyeri pada tenggorok, nyeri saat menelan, demam, sakit kepala, badan lemas, kadang disertai batuk dan pilek.
Sedangkan pada yang kronik, pasien hanya mengeluh tenggorok terasa tidak nyaman, terasa kering, rasa mengganjal saat menelan, dan nafas berbau tidak sedap. “Pada kondisi kronik ini sering terjadi serangan akut yang berulang,” imbuhnya.
Lebih Sering Diderita Anak
Penyakit ini sering ditemukan baik pada anak maupun dewasa. Namun lebih sering menyerang anak, khususnya di bawah usia 5 tahun. Menurut Syahrial, tenggorok memiliki peran pada daya tahan tubuh kita. Pada usia anak-anak tersebut tenggorok paling efektif menjaga daya tahan tubuh.
“Ketika ada zat-zat atau organisme, virus, bakteri yang tidak diinginkan tubuh akan disaring oleh tenggorok. Makanya mereka sering sakit tenggorok,” kata Syahrial.
Ketika anak sudah mulai berusia 5-7 tahun, kerja tenggorok sudah tidak lagi seperti itu. Imunitas tubuh anak di atas 5 tahun dibantu juga oleh kelenjar getah bening dan sumsum tulang belakang. Karena itu, potensi sakit tenggorokan berkurang.
Umumnya, penderita akan terganggu aktivitasnya, anak tidak bisa ke sekolah sedangkan pada dewasa tidak bisa kerja. Jadi secara ekonomis penyakit ini dapat mengganggu produktivitas seseorang, apalagi bila sering terjadi serangan berulang.
Bila tidak ditangani dengan baik, infeksi akut pada tenggorok dapat menimbulkan komplikasi, karena dapat meluas ke daerah leher dalam dan menimbulkan abses, di mana akan terbentuk nanah dalam leher yang sangat berbahaya.
“Sedangkan pada yang kronik dan sering menimbulkan serangan radang, biasanya berhubungan dengan infeksi kronis pada tonsil (amandel), sehingga harus dilakukan operasi pengangkatan amandel yaitu tonsilektomi. Namun dengan pengobatan yang baik dan tepat komplikasi ini dapat dicegah,” kata Syahrial.
Ia mengungkapkan, pengobatan diberikan untuk menghilangkan gejala demam dan nyeri tenggorok, kadang juga diberikan obat batuk. “Bila disebabkan infeksi virus pasien diberikan vitamin dan obat penguat daya tahan tubuh, sedangkan bila disebabkan infeksi bakteri akan diberikan obat antibiotik,” imbuhnya. san/R-1
Gunakan Cairan Kumur Antiseptik
Radang tenggorok karena infeksi, baik oleh virus atau bakteri sering ditemukan dalam masyarakat dan dapat ditularkan ke orang lain melalui udara, atau makanan dan minuman.
Untuk mencegah penularan tersebut, penggunaan obat kumur antiseptik yang mengandung povidone-iodine baik untuk digunakan. Obat kumur antiseptik ini dapat membantu mempercepat proses penyembuhan pada keadaan akut dan dapat mencegah serangan berulang pada keadaan kronik.
“Masyarakat banyak mengenal beragam cairan kumur, namun untuk mengatasi atau menghindari sakit tenggorok direkomendasikan cairan kumur antiseptik yang mengandung Povidone-Iodine,” tutur Syahrial.
Kesehatan daerah tenggorok bisa dijaga dengan berkumur dan gargle (berkumur sampai rongga tenggorok) dengan benar menggunakan cairan kumur antiseptik. Cara berkumur dan gargle yang benar adalah pada bagian rongga mulut sampai tenggorok selama 30 detik untuk bisa mengurangi persebaran bakteri dan virus secara efektif.
Berdasarkan hasil penelitian, cairan kumur antiseptik mengandung Povidone – Iodine terbukti dapat mengurangi jumlah bakteri dan virus pada rongga mulut sebanyak 99,4 persen dengan efektivitas tinggi dan waktu singkat.
Povidone – Iodine lebih efektif dibandingkan antiseptik lainnya seperti Chlorexidine Gluconate dengan efektivitas 59,7 persen, ataupun Cetylpyridinum Chloride dengan efektivitas 97 persen. Povidone- Iodine juga terbukti dapat mengurangi berbagai jenis virus yang umum menyebabkan sakit tenggorok seperti virus influenza dan virus herpes simplex.
“Povidone-Iodine terbukti secara klinis dapat menghilangkan kuman penyebab sakit tenggorok secara efektif. Dianjurkan pada masyarakat untuk memakai cairan kumur yang mengandung Povidone – Iodine ketika gejala sakit tenggorok mulai dirasa dengan cara berkumur dan gargle dengan benar sampai dengan tenggorok,” tutur Merry Sulastri, Educator and Trainer Mundipharma.
Untuk menjaga kesehatan dan mencegah penularan sakit tenggorok, Syahrial menyarankan untuk selalu menerapkan pola hidup sehat. Diantaranya dengan mengonsumsi makanan sehat dan menjaga lingkungan agar tetap bersih, baik di rumah ataupun tempat kerja. Sementara itu, untuk penderita dianjurkan memakai masker, atau dipersilahkan istirahat di rumah untuk mengurangi risiko penularan di tempat kerja atau di sekolah.
“Pada keadaan di mana risiko penularan tinggi, misalnya ada teman sekantor, atau sekolah, atau anggota keluarga yang sedang menderita penyakit ini, orang yang masih sehat dianjurkan memperkuat daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi dan mengonsumsi vitamin,” pungkasnya.
references by koranjakarta