Menyambut kelulusan, siswa SMA/SMK di Kota Yogyakarta membagi-bagikan nasi bungkus dan susu kedelai. Sebanyak 500 nasi bungkus, dan 2.016 kantong susu kedelai dibagikan ke pedagang, tukang becak, dan masyarakat umum.
"Sungkem nama acaranya itu, bagi bagi nasi. Sungkem itu bahasa sansekerta, artinya berbagi, nah kita berbagi kepada masyarakat," kata koordinator aksi Adham Adhe Nugraha kepada wartawan Sabtu (7/5/2016).
Dijelaskannya, acara ini bentuk kepedulian pelajar di Yogyakarta. Sebelum acara para pelajar ini juga mengumpulkan donasi. Donasi uang yang terkumpul mencapai Rp 9 juta. Uang itu dipakai untuk membeli 500 seragam atas bawah yang akan dikirim ke Nusa Tenggara dan Yogyakarta.
Acara pembagian nasi dan susu dilakukan di delapan titik, yaitu Pingit, Gramedia, Pasar Kota Gede, Ngabean, Tugu, Abu Bakar Ali, Titik Nol dan Mirota Kampus. Adapun nasi bungkus dibagikan kepada tukang becak, pedagang kaki lima, dan tukang sapu. Sementara susu dibagikan kepada masyarakat umum yang kebetulan melintas.
Selain bentuk kepedulian sosial. Acara ini juga mencegah aksi negatif pasca kelulusan. "Mengakomodasi teman teman karena kelulusan biasanya dilakukan negatif. Dengan cerminan positif seperti ini harapannya Yogya sebagai kota pelajar terangkat," ujarnya.
Sementara itu Triana Purnamawati Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dikpora DIY mengungkapkan, tingkat kelulusan di DIY sudah hampir mencapai 100 persen. Tercatat hanya 12 siswa yang tidak lulus untuk tahun ini. "SMA lulus semua dan SMK tidak lulus 12," ujarnya.
Pelajar kelas XII SMKN 1 Garut, misalnya, merayakan hasil UN 2016 dan kelulusan dari sekolah dengan berbagi kasih dengan sejumlah anak anak yatim-piatu di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ratusan anak yatim piatu dari beberapa yayasan maupun warga sekitar sekolah diundang ke sekolah untuk menerima bantuan.
"Pemberian santunan bertepatan dengan saat pengumuman hasil UN 2016 ini merupakan pembelajaran bagi siswa agar menyayangi anak yatim-piatu, karena mereka adalah titipan Allah," kata Kepala SMK Negeri 1 Garut, Dadang Djohar, seperti dilansir Antara, Sabtu (7/5/2016).
Dadang menuturkan, hadiah yang diberikan kepada anak yatim piatu itu berupa uang dan bingkisan serta pakaian yang layak dan bermanfaat. Dia berharap, gerakan sosial tersebut dapat menjadi renungan para siswa untuk selalu berbagi, membantu dan mengasihani orang yang tidak memiliki orangtua.
"Coba kita bayangkan kalau kita yang tidak punya sandaran hidup yaitu ibu dan bapak," kata Dadang kepada anak didiknya.
Kegiatan berbagi kasih kepada anak yatim tersebut, ujar Dadang, menjadi cara belajar bagi siswa kelas XII yang baru lulus ujian. Selain itu, lanjut dia, kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk mencegah anak-anak berperilaku berlebihan dalam merayakan kelulusan sekolah pascapengumuman hasil UN dengan cara mencoret pakaian dan mengganggu ketertiban umum.
"Jangan kita itu berperilaku seperti zaman jahiliyah, lebih baik cara beradab, dengan memiliki kasih sayang, membangun rasa iba," katanya.
Hari ini, 745 siswa SMKN 1 Garut dinyatakan lulus 100 persen. Mereka mendapatkan kelulusan dengan nilai yang memuaskan melalui Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
references by okezone
Dijelaskannya, acara ini bentuk kepedulian pelajar di Yogyakarta. Sebelum acara para pelajar ini juga mengumpulkan donasi. Donasi uang yang terkumpul mencapai Rp 9 juta. Uang itu dipakai untuk membeli 500 seragam atas bawah yang akan dikirim ke Nusa Tenggara dan Yogyakarta.
Acara pembagian nasi dan susu dilakukan di delapan titik, yaitu Pingit, Gramedia, Pasar Kota Gede, Ngabean, Tugu, Abu Bakar Ali, Titik Nol dan Mirota Kampus. Adapun nasi bungkus dibagikan kepada tukang becak, pedagang kaki lima, dan tukang sapu. Sementara susu dibagikan kepada masyarakat umum yang kebetulan melintas.
Selain bentuk kepedulian sosial. Acara ini juga mencegah aksi negatif pasca kelulusan. "Mengakomodasi teman teman karena kelulusan biasanya dilakukan negatif. Dengan cerminan positif seperti ini harapannya Yogya sebagai kota pelajar terangkat," ujarnya.
Sementara itu Triana Purnamawati Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dikpora DIY mengungkapkan, tingkat kelulusan di DIY sudah hampir mencapai 100 persen. Tercatat hanya 12 siswa yang tidak lulus untuk tahun ini. "SMA lulus semua dan SMK tidak lulus 12," ujarnya.
Siswa Garut Berbagi dengan Anak Yatim
Hari ini, hasil Ujian Nasional (UN) SMA/sederajat 2016 diumumkan serentak. Para siswa pun memiliki cara beragam untuk merayakan kelulusan mereka dari sekolah.Pelajar kelas XII SMKN 1 Garut, misalnya, merayakan hasil UN 2016 dan kelulusan dari sekolah dengan berbagi kasih dengan sejumlah anak anak yatim-piatu di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ratusan anak yatim piatu dari beberapa yayasan maupun warga sekitar sekolah diundang ke sekolah untuk menerima bantuan.
"Pemberian santunan bertepatan dengan saat pengumuman hasil UN 2016 ini merupakan pembelajaran bagi siswa agar menyayangi anak yatim-piatu, karena mereka adalah titipan Allah," kata Kepala SMK Negeri 1 Garut, Dadang Djohar, seperti dilansir Antara, Sabtu (7/5/2016).
Dadang menuturkan, hadiah yang diberikan kepada anak yatim piatu itu berupa uang dan bingkisan serta pakaian yang layak dan bermanfaat. Dia berharap, gerakan sosial tersebut dapat menjadi renungan para siswa untuk selalu berbagi, membantu dan mengasihani orang yang tidak memiliki orangtua.
"Coba kita bayangkan kalau kita yang tidak punya sandaran hidup yaitu ibu dan bapak," kata Dadang kepada anak didiknya.
Kegiatan berbagi kasih kepada anak yatim tersebut, ujar Dadang, menjadi cara belajar bagi siswa kelas XII yang baru lulus ujian. Selain itu, lanjut dia, kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk mencegah anak-anak berperilaku berlebihan dalam merayakan kelulusan sekolah pascapengumuman hasil UN dengan cara mencoret pakaian dan mengganggu ketertiban umum.
"Jangan kita itu berperilaku seperti zaman jahiliyah, lebih baik cara beradab, dengan memiliki kasih sayang, membangun rasa iba," katanya.
Hari ini, 745 siswa SMKN 1 Garut dinyatakan lulus 100 persen. Mereka mendapatkan kelulusan dengan nilai yang memuaskan melalui Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Mungkin Bapak/Ibu yang telah menerima nasi dan bungkusan dari kalian,
akan ada yang terdiam sejenak dan berdo'a supaya alloh swt mengabulkan semua cita-cita mulia kalian
akan ada yang terdiam sejenak dan berdo'a supaya alloh swt mengabulkan semua cita-cita mulia kalian
Bayangkan jika yang dilakukan adalah corat-coret/ ugal-ugalan di jalan raya?
Bagaimana jika ada yang berdoa buruk untuk kalian dimasa yang akan datang?
references by okezone