Sebuah ransomware menyerang lebih dari 153 server Linux milik sebuah perusahaan hosting situs web asal Korea Selatan. Dan si korban setuju untuk membayar uang tebusan senilai USD 1 juta atau sekitar Rp 13,3 miliar (USD 1 = Rp. 13.300).
Perusahaan hosting situs web itu bernama Nayana, dan lebih dari 3,400 situs yang dipasang melalui jasa perusahaan mereka itu tak bisa diakses karena serangan ransomware. Awalnya, uang tebusan yang harus dibayar mencapai USD 1,62 juta, atau sekitar 550 bitoin.
Namun Nayana bisa bernegosiasi sehingga uang tebusannya diturunkan menjadi USD 1 juta atau setara dengan 397 bitcoin. Bisa dibilang, serangan ransomware ini adalah serangan dengan uang tebusan yang paling tinggi.
Sebagai perbandingan, WannaCry yang bikin heboh sebulan lalu sukses menyerang sekitar 200 ribu komputer di 150 negara, dan ransomware itu hanya menghasilkan uang tebusan sekitar USD 127 ribu.
Dibanding 2015-2016, pada 2017 ini uang tebusan ransomware memang sudah melonjak tiga kali lipat. Namun angkanya belum sefantastis uang tebusan yang harus dibayarkan oleh Nayana, karena sebuah serangan ransomware tunggal dengan tebusan tertinggi tercatat hanya berada di angka USD 28 ribu.
Selain berhasil bernegosiasi untuk menurunkan uang tebusan, Nayana juga bisa meminta agar uang tebusan itu bisa dicicil sebanyak tiga kali. Sampai saat ini, mereka sudah membayar dua pertiga dari total uang tebusan itu.
"Ini sangat bikin frustrasi dan susah, namun saya benar-benar sudah melakukan yang terbaik dan saya akan berusaha keras untuk memastikan kalau server-server tersebut akan normal kembali," tulis seorang admin Nayana melalui postingan blognya.
Ransomware yang menyerang Nayana dikenal sebagai Erebus, yang menjadikan server berbasis Linux sebagai targetnya. Ransomware ini pertama muncul pada September lalu melalui iklan di situs web, dan kembali muncul pada Februari lalu.
Dilansir dari UberGizmo. McAfee mengatakan, bahwa hingga pertengahan Juni 2017 ini tercatat ada lebih dari 250 ribu jenis virus ransomware baru yang siap mengancam MacOS. Dimana artinya, total saat ini ada lebih dari 700 ribu jenis virus ransomware yang mengancam MacOS.
references by detik,
Perusahaan hosting situs web itu bernama Nayana, dan lebih dari 3,400 situs yang dipasang melalui jasa perusahaan mereka itu tak bisa diakses karena serangan ransomware. Awalnya, uang tebusan yang harus dibayar mencapai USD 1,62 juta, atau sekitar 550 bitoin.
Namun Nayana bisa bernegosiasi sehingga uang tebusannya diturunkan menjadi USD 1 juta atau setara dengan 397 bitcoin. Bisa dibilang, serangan ransomware ini adalah serangan dengan uang tebusan yang paling tinggi.
Sebagai perbandingan, WannaCry yang bikin heboh sebulan lalu sukses menyerang sekitar 200 ribu komputer di 150 negara, dan ransomware itu hanya menghasilkan uang tebusan sekitar USD 127 ribu.
Dibanding 2015-2016, pada 2017 ini uang tebusan ransomware memang sudah melonjak tiga kali lipat. Namun angkanya belum sefantastis uang tebusan yang harus dibayarkan oleh Nayana, karena sebuah serangan ransomware tunggal dengan tebusan tertinggi tercatat hanya berada di angka USD 28 ribu.
Selain berhasil bernegosiasi untuk menurunkan uang tebusan, Nayana juga bisa meminta agar uang tebusan itu bisa dicicil sebanyak tiga kali. Sampai saat ini, mereka sudah membayar dua pertiga dari total uang tebusan itu.
"Ini sangat bikin frustrasi dan susah, namun saya benar-benar sudah melakukan yang terbaik dan saya akan berusaha keras untuk memastikan kalau server-server tersebut akan normal kembali," tulis seorang admin Nayana melalui postingan blognya.
Ransomware yang menyerang Nayana dikenal sebagai Erebus, yang menjadikan server berbasis Linux sebagai targetnya. Ransomware ini pertama muncul pada September lalu melalui iklan di situs web, dan kembali muncul pada Februari lalu.
Dilansir dari UberGizmo. McAfee mengatakan, bahwa hingga pertengahan Juni 2017 ini tercatat ada lebih dari 250 ribu jenis virus ransomware baru yang siap mengancam MacOS. Dimana artinya, total saat ini ada lebih dari 700 ribu jenis virus ransomware yang mengancam MacOS.
references by detik,