Seorang hacker remaja 18 tahun asal Inggris mengakui membajak komputer para pejabat top Amerika Serikat, termasuk Direktur CIA dan Wakil Direktur FBI. Pengakuan itu muncul saat dia diadili di Pengadilan Tinggi Leicester pada hari Jumat waktu setempat. Kane Gamble, hacker remaja asal Linford Crescent, Coalville, mengaku bersalah atas delapan tuduhan. Dua di antaranya mendapatkan akses yang tidak sah dan memodifikasi materi komputer secara tidak sah.
Komputer-komputer yang dibajak Gamble kala itu termasuk komputer mantan direktur CIA John Brennan dan mantan wakil direktur FBI Mark Giuliano.
Korban hacking lainnya adalah Kepala Keamanan Nasional Jeh Johnson, mantan eksekutif Badan Intelijen Nasional Geospasial Vonna Heaton dan mantan penasihat ilmu pengetahuan dan teknologi AS John Holdren.
Gamble melakukan serangan siber antara bulan Juni 2015 hingga Februari 2016. Dia diduga meluncurkan serangan siber terhadap portal FBI pada bulan November 2015. Tiga bulan kemudian, mantan direktur intelijen AS James Clapper juga jadi korbannya.
Dia bahkan menyerang jaringan komputer Departemen Kehakiman AS (DoJ). Gamble dibebaskan dengan jaminan bersyarat dan ditetapkan untuk menerima hukuman pada tanggal 15 Desember.
Pihak pengacara Gamble menyatakan bahwa kliennya “berada dalam spektrum autistik” dan meluncurkan serangan siber saat dia masih berusia 15 tahun.
Aksi Gamble ini hampir bersamaan dengan munculnya serangan siber kelompok hacker "Crackas with Attitude" yang anggotanya juga para remaja. Namun, belum diketahui apakah Gamble berafiliasi dengan geng siber tersebut atau tidak.
Gamble ditangkap pada Februari 2016, namun tidak diungkap pihak berwenang karena faktor usianya. Hakim dalam kasus tersebut, seperti dilansir IB Times, Sabtu (7/10/2017), mengatakan bahwa semua opsi hukuman tetap terbuka.
Pada tanggal 8 September tahun lalu, DoJ mengumumkan bahwa dua pria AS, Andrew Otto Boggs dan Justin Gray Liverman, telah ditangkap karena diduga berperan dalam serangan siber terhadap para pejabat pemerintah.
”Setidaknya ada tiga anggota konspirasi lainnya yang berada di Inggris dan sedang diselidiki oleh Crown Prosecution Service,” kata DoJ dalam sebuah pernyataan kala itu.
references by sindonews
Korban hacking lainnya adalah Kepala Keamanan Nasional Jeh Johnson, mantan eksekutif Badan Intelijen Nasional Geospasial Vonna Heaton dan mantan penasihat ilmu pengetahuan dan teknologi AS John Holdren.
Gamble melakukan serangan siber antara bulan Juni 2015 hingga Februari 2016. Dia diduga meluncurkan serangan siber terhadap portal FBI pada bulan November 2015. Tiga bulan kemudian, mantan direktur intelijen AS James Clapper juga jadi korbannya.
Dia bahkan menyerang jaringan komputer Departemen Kehakiman AS (DoJ). Gamble dibebaskan dengan jaminan bersyarat dan ditetapkan untuk menerima hukuman pada tanggal 15 Desember.
Pihak pengacara Gamble menyatakan bahwa kliennya “berada dalam spektrum autistik” dan meluncurkan serangan siber saat dia masih berusia 15 tahun.
Aksi Gamble ini hampir bersamaan dengan munculnya serangan siber kelompok hacker "Crackas with Attitude" yang anggotanya juga para remaja. Namun, belum diketahui apakah Gamble berafiliasi dengan geng siber tersebut atau tidak.
Gamble ditangkap pada Februari 2016, namun tidak diungkap pihak berwenang karena faktor usianya. Hakim dalam kasus tersebut, seperti dilansir IB Times, Sabtu (7/10/2017), mengatakan bahwa semua opsi hukuman tetap terbuka.
Pada tanggal 8 September tahun lalu, DoJ mengumumkan bahwa dua pria AS, Andrew Otto Boggs dan Justin Gray Liverman, telah ditangkap karena diduga berperan dalam serangan siber terhadap para pejabat pemerintah.
”Setidaknya ada tiga anggota konspirasi lainnya yang berada di Inggris dan sedang diselidiki oleh Crown Prosecution Service,” kata DoJ dalam sebuah pernyataan kala itu.
references by sindonews