Dunia maya nama Hanna Anisa mendadak menjadi viral. Di penulusuran Google dalam sekejap nama Hanna Anisa telah dicari lebih dari 100 ribu kali. Bahkan sampai hari ini masih banyak yang mencari namannya.
Hanna Anisa diduga dia merupakan alumnus Universitas Indonesia (UI). Yang mengejutkan bahwa hal itu terjadi akibat tersebar video mesum yang dikaitkan dengan dirinya. Video yang menyebar berdurasi sekitar 2 menit.
Mengenai wanita cantik yang satu ini belum diketahui info selengkapnya. Namun belum lama ini muncul akun Instagram yang diduga asli miliknya. Akun instagram ini juga disebutkan pada Twitter yang diduga kuat merupakan akun asli miliknya. Dalam akun Instagram @hannaniss tersebut dia memberikan klarifikasi.
Berikut ini klarifikasi yang dia tulis.
“KLARIFIKASI
Dari sekitar 2-3 bulan yang lalu, banyak orang yang tiba-tiba follow saya & DM saya, mencoba untuk mengkaitkan saya sama suatu video asusila.
Saya tadinya gatau itu video apa, video siapa, tapi orang-orang langsung mengolok – olok saya secara kurang ajar seolah-olah wanita yang ada di video adalah saya dan pria nya adalah cowo saya.
Lama kelamaan follower dan DM makin meledak sampai ada yg kirim cuplikan video tersebut. Saya sudah klarifikasi personal sama semua orang yg tanya & nuduh itu saya, dan saya memang gamau ambil pusing dan ngurusin ini lebih jauh.
Tapi ternyata ini ga makin reda, malah makin meledak dan identitas saya makin disalahgunakan. Saat ini sudah ada 2 video yg dikaitkan ke saya dan cowo saya dan berdampak parah ke nama saya, cowo saya, dan orang-orang terdekat saya.
Bahkan sampai ada belasan fake account yg mengaku-ngaku sebagai saya dan di dlm account itu mengclaim bahwa saya dan cowo saya adalah pelaku dalam video itu.
Saya sudah coba sebisa mungkin klarifikasi secara personal ke banyak orang, tapi klarifikasi saya tidak sampai ke banyak orang ini, sehingga saya merasa perlu klarifikasi di account instagram saya sendiri untuk meluruskan semuanya.
Sebelumnya, saya ingin konfirmasi bahwa ini adalah satu-satunya account saya, dengan username yang sama seperti yang disebarkan dimana-mana.
Pertama, saya TIDAK PERNAH membuat video semacam itu bersama siapapun, termasuk cowo saya yang sekarang.
Kedua, saya punya bekas luka operasi angkat tumor yg cukup besar di bagian dada sejak lama. Di kedua video tidak ada bekas luka di tubuh wanita tersebut.
Ketiga, banyak kemungkinan lain yang bisa menyebabkan orang langsung percaya bahwa yang di video adalah saya. Bisa karena ada orang yang memang mirip (apalagi menilai di Indonesia ada lebih dari 200juta orang), bisa karena editan, dan lain lain.
Saya yakin orang banyak langsung mengira bahwa itu saya karena mereka langsung disuguhi video beserta capture an foto, instagram, dan identitas saya sehingga mereka langsung menelan bulat-bulat informasi yang salah tsb tanpa peduli kebenarannya dan dampak dari tindakan mereka thd saya.
Saya tidak tau siapa yang memulai ini semua dan entah maksudnya apa, tetapi yang jelas semua orang telah ambil bagian dalam memfitnah dan membunuh karakter saya, sampai sejauh membuat account2 instagram palsu mengatasnamakan saya. Saya minta tolong dengan sangat untuk jangan merugikan saya & cowo saya lebih jauh dengan mengkaitkan kita dengan video ini.
Orang-orang melakukan ini semua ke saya untuk hiburan mereka saja, dengan gampang dan tanpa pikir panjang, sementara saya & cowo saya yang tidak tau apa-apa akhirnya harus menanggung dampak yang luarbiasa terhadap ketenangan batin, nama dan reputasi saya & cowo saya.
Mereka tidak tau ataupun melihat langsung apa yang kami alami karena fitnah ini, terlebih lagi cowo saya DITUDUH sebagai penyebarnya. Tolong yang masih memiliki perasaan, hargai privasi dan ketenangan saya & cowo saya.
Sama seperti kalian, kita masih punya banyak mimpi yg ingin diraih, jangan dirusak secara tidak bertanggung jawab seperti ini.”
Namun klarifikasi tersebut sudah ia hapus seiring dinonaktifkan Akun Aslinya. Karena banyak bully dan Fitnah Yang Masuk
Akun Instagram itu memang benar-benar asli milik Hana Anisa kini belum diketahui secara pasti. Namun di akun Twitter @hannaniss dia menuliskan dua akun Instagram miliknya yaitu @hannaniss dan @anisahana_.
Instagram @anisahana_ tidak aktif sedangkan @hannaniss sudah tidak ada postingan foto mengenai dirinya maupuN klarifikasi yang pernah ia posting.
VIDEO TERSEBUT BERASAL DARI SAMARINDA
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Komisaris Sudarsono mengatakan polisi sedang menelusuri video porno berkonten pornografi yang diduga dilakukan pemilik akun media sosial berinisial HA. Video tersebut sedang heboh dan viral di media sosial.
Menurut Sudarsono, penyidik sudah mencatat identitas lengkap kedua korban yang terekam dalam video porno yang berdar sejak sekitar sebulan lalu di Samarinda itu. Nama korban perempuan yang terdapat di vide porno tidak sama dengan yang beredar di publik. Bahkan, Polresta Samarinda memastikan korban bukan mahasiswi dari kampus yang selama ini dikabarkan di media massa dan media sosial.
"Usia baru 18 tahun, bukan dari UI," ujar Sudarsono saat dihubungi Tempo, Kamis, 26 Oktober 2017.
Korban, kata Sudarsono, baru saja menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah atas pada 2017. Saat ini dia kuliah di sebuah perguruan tinggi di Jakarta.
Penjelasan Sudarsono bertentangan dengan klariifikasi dari Universitas Indonesia yang menyatakan korban adalah alumnus UI yang pernah berkampus di Depok. Itu sebabnya, tanggung jawab tak berada pada UI. Klarifikasi itu muncul pada Rabu, 25 Oktober 2017, ketika video porno tersebut sedang viral dan ramai diperbincangkan di media sosial. Polres Metropolitan Depok pun melakukan pengusutan terhadap peredaran video porno tersebut.
Sudarsono menerangkan, orangtua korban sudah melaporkan pelaku penyebar video tersebut ke Polresta Samarinda sehingga pengusutan dilakukan di Ibukota Provinsi Kalimantan Timur itu. "Kami sudah mengetahui orang yang terindikasi sebagai penyebar."
Menurut Sudarsono Orang tua korban sudah dimintai keterangan oleh polisi. "Anaknya masih berada di Jakarta, mungkin besok baru dilakukan pemeriksaan," katanya.
Dua orang yang berada di dalam video itu, kata Sudarsono, berasal dari Kota Samarinda. Lelaki dalam video itu, menurutnya, juga sedang menempuh pendidikan di Pulau Jawa. "Beda kota dengan perempuan, bukan di Jakarta," kata dia.
Sudarsono berujar lokasi tempat pengambilan gambar dalam video itu pun berada di salah satu hotel di Kota Samarinda. Terkait koordinasi Polres Depok yang juga menyelidiki video berkonten pornografi, kata Sudarsono, belum bisa memastikan bahwa keduanya merupakan konten yang sama.
Polres Kota Samarinda, ujar Sudarsono, belum melihat video porno yang diselidiki oleh Polres Kota Depok. "Harus menonton dulu baru memastikan," katanya.
2 Pemeran Video Mesum Samarinda Sudah Diperiksa, Polisi Temukan Banyak Kejutan
Proses penyelidikan terhadap kasus tersebarnya video mesum ke media sosial, masih terus dilakukan jajaran Satreskrim Polresta Samarinda.
Setelah melakukan pemeriksaan terhadap 6 orang saksi, yang dua diantaranya merupakan pemeran di video panas tersebut, yakni RA dan Na.
Namun, diperkirakan saksi akan terus bertambah, hingga kasus tersebut tuntas, termasuk saksi ahli dari Diskominfo.
"Sudah 6 saksi termasuk wanita dan pria di video itu. Namun, kami masih dalami lagi keterangan keduanya," ucap Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Sudarsono, Jumat (27/10/2017).
Lanjut dia menjelaskan, dari hasil pemeriksaan sementara terhadap RA, si pemeran pria di video itu. Bukan RA lah yang secara sengaja menyebarluaskan video berdurasi 5 menit itu.
"Tersebarnya memang melalui ponsel si pria, dan dari hasil pemeriksaan, bukan pria itu yang menyebarkan, namun kita masih dalami lagi keterangan seluruh saksi saksi," ungkapnya.
Pihaknya pun telah mengamankan handphone milik pemeran pria yang digunakan untuk merekam, foto screenahot percakapan di grup Line dan grup WhatsApp, serta video berdurasi 5 menit.
"Untuk motif tersebarnya video masih pendalaman, karena hingga saat ini belum kita temukan si penyebar video, yang jelas kita sudah amankan beberapa barang bukti, termasuk video itu," tuturnya.
Selain melakukan pemeriksaan terhadap saksi saksi, pihaknya juga melakukan pengecekan ke hotel tempat keduanya membuat video, yang isinya mempertontonkan adegan layaknya pasangan suami istri.
Diduga, hotel yang digunakan keduanya memadu kasih, merupakan salah satu hotel berbintang di Samarinda.
"Yang jelas, hingga saat ini semua yang sudah diperiksa statusnya masih sebagai saksi, dan kita fokus mencari si penyebar," tutupnya.
Sementara itu, kasus video mesum itu mencuat setelah video tersebut tersebar di media sosial, yakni di grup WhatsApp dan grup Line.
Tersebarnya video itu disertai dengan sejumlah foto yang mengatakan wanita di video itu merupakan siswi SMA Negeri 1 Samarinda.
Pihak sekolah pun mengaku tidak tahu menahu mengenai video tersebut, dan menyangkal wanita di video itu merupakan siswa sekolah tersebut.
Direkam di Hotel Bintang Empat
Misteri di balik pembuatan video amatir berkonten pornografi yang menghebohkan Samarinda mulai terkuak. Setelah Kaltim Post memastikan waktu rekaman itu pada 21 Juli 2016, tempat pengambilan video dapat dipastikan.
Video berdurasi 5 menit yang diperankan dua remaja di bawah umur itu diambil di sebuah hotel bintang empat. Hotel berjaringan internasional itu berdiri di Jalan P Hidayatullah, Samarinda.
Kaltim Post memastikan tipe kamar di dalam rekaman dengan mendatangi hotel tersebut. Lampu baca yang khas, yang selalu diletakkan di atas lemari berlaci di antara dua tempat tidur, nyatanya sama persis. Begitu pula telepon hitam di dalam video, tak ada beda.
Kesamaan yang lain adalah tirai cokelat, dinding krem, pengatur suhu ruangan yang diputar (bukan digital), melengkapi kecocokan. Seperti dugaan Kaltim Post sebelumnya, kamar itu memakai sistem pendingin ruangan terpusat (air conditioner central). Benda serupa lainnya yang juga khas adalah kotak penyimpanan (safe box) yang ditempeli kertas putih.
Ni dan kekasihnya menyewa kamar dengan tempat tidur kembar atau twin bed bertarif paling murah. Untuk semalam, kamar kelas superior tersebut bertarif Rp 700 ribu. Sebuah harga yang sangat besar untuk ukuran siswa SMA kebanyakan. Kecuali bagi anak-anak dari keluarga berada.
Kedua pemeran juga ditelusuri. Ni, si aktris, berstatus siswi SMA ternama di Jalan Anang Hasyim, Air Hitam, Samarinda Ulu, ketika rekaman itu dibuat. Saat ini, Ni kuliah di luar Kaltim dan masih menempuh semester pertama. Ni adalah seorang gadis yang jelita. Rambutnya lurus dan hitam, tergerai hingga punggung. Lekuk alisnya yang meskipun tidak terlalu tebal, sungguh menawan. Matanya lebar dan jernih dengan bola mata yang sangat hitam. Hidung jambu airnya tepat di atas bibir tipis yang menutupi deretan giginya yang sempurna. Pada beberapa foto diri, Ni sering memakai kaca mata.
Pasangan Ni yang menjadi aktor adalah kekasihnya saat itu. Lelaki itu seangkatan dengan Ni tetapi berbeda sekolah. Kekasih Ni berpotongan rambut pendek. Di atas telinga, rambutnya dipotong lebih pendek dari yang lain. Berkumis tipis, dia bertubuh agak ceking. Lelaki itu diduga pernah sekolah di sebuah SMA di Sungai Pinang, Samarinda.
Waktu rekaman yang menghebohkan itu, dari penelusuran Kaltim Post sebelumnya, diperoleh lewat penelusuran audio. Volume televisi yang sedang menyala memberi petunjuk penting. Lewat bantuan aplikasi audio, kualitas suara berhasil diperbaiki. Saat itu, televisi di kamar memutar saluran Net TV, yakni program Entertainment Show Sore.
Dari saluran YouTube, audio yang persis dengan rekaman Ni adalah epiosde Rangga Moela, anggota boyband Smash, yang sedang mencari inspirasi fashion. Dari jejak pengunggahan video itu di YouTube oleh Net itulah diperoleh tanggal 21 Juli 2016. Sedangkan waktu penayangan, yakni pada lima menit terakhir acara atau 17.50 Wita sampai 17.55 Wita. Mengacu kalender pendidikan, Ni dan kekasihnya saat itu sedang class meeting. Pasangan itu baru saja naik ke kelas XII.
DIKEJAR POLISI
Dari markas utama kepolisian Samarinda, dipastikan bahwa laporan video mesum itu telah diterima. “Laporan datang dari keluarga perempuan,” terang Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Sudarsono.
Video skandal itu tengah dipelajari aparat penegak hukum. Kemarin (25/10), anggota khusus Satreskrim Polresta Samarinda menggelar perkara di ruang tertutup. Polisi mempelajari setiap sudut dan isi ruangan untuk menentukan lokasi video direkam. Video tanpa sensor itu juga menunjukkan bahwa keduanya dalam keadaan sadar dan mengetahui kamera tengah menyala.
Perwira Polri berpangkat melati satu itu menegaskan, kasus tersebut mendapat perhatian khusus. Namun, Sudarsono belum memerinci keberadaan orang-orang yang diduga menyebarkan video tersebut.
“Kalau dibeberkan, bisa kabur. Itu sudah masuk teknis pengungkapan,” tukasnya.
Meski pelapor dari keluarga Ni, Sudarsono mengatakan, tidak menutup kemungkinan bisa menetapkan Ni sebagai tersangka. “Kemungkinan besar bisa. Pasalnya, UU Pornografi dan ITE (informasi dan transaksi elektronik) jelas dijabarkan,” sebut Sudarsono.
Dia berharap, masyarakat memaklumi kondisi sekarang. "Di lain sisi, keduanya juga korban,” terang Sudarsono. Perwira yang pernah bertugas di Bali itu mengkhawatirkan kondisi psikologi orang-orang yang bersangkutan.
Ada hal menarik dalam kasus video mesum ini. Ni dan kekasihnya, saat membuat rekaman, berstatus di bawah umur. Keduanya masih berusia 17 tahun saat itu. Namun, seperti diatur dalam Undang-Undang 35/2014 tentang Perlindungan Anak, seperti banyak beleid yang lain, mengatur 18 tahun sebagai batasan usia anak.
Apakah keduanya tetap dianggap anak-anak karena ketika adegan itu masih di bawah umur? Atau diproses di luar perlindungan anak karena ketika kasus ini terungkap, keduanya kemungkinan sudah lebih 18 tahun?
Roy Hendrayanto, pengamat hukum dari Universitas 17 Agustus (Untag) Samarinda, mengatakan jika salah satu dari keduanya terbukti menyebarkan, bisa dijerat hukum. Jika penyebarnya sudah dewasa, meskipun dibuat saat masih anak-anak, pengadilan yang dipakai adalah pengadilan orang dewasa karena yang bersangkutan sudah cukup umur.
Roy menekankan bahwa kasus ini berfokus kepada penyebar. Lagi pula, kata dia, laporan kepada kepolisian adalah persoalan penyebaran video. Menurut dia, khususnya di Kaltim, kasus-kasus penyebaran konten pornografi masih berfokus kepada pemeran. Penyebarnya justru tak tersentuh. Sebagai contoh, kata dia, foto yang memperlihatkan aurat di tempat publik beberapa waktu lalu.
“Yang divonis justru perempuan di dalam foto. Padahal, penyebarnya bukan dia,” jelasnya. Jika ditarik ke belakang, kata dia, perempuan tersebut juga sebagai korban. Termasuk dalam kasus video yang sekarang merebak.
Dalam Pasal 27 Ayat (1) UU ITE telah diatur larangan mendistribusikan, mentransmisikan, dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Tiga aspek yang ditekankan undang-undang, yakni memproduksi, menyimpan, dan menyebarkan konten pornografi. Sehubungan revisi UU ITE pada 2016, pasal pornografi adalah delik aduan. Berdasarkan laporan kepada kepolisian, aduan ditujukan kepada penyebar video, bukan yang memproduksi atau menyimpannya.
Aktor Video Mesum Diperiksa 10 Jam
Penyebaran video berkonten pornografi di Samarinda memasuki babak baru. Laporan keluarga dari perempuan di dalam video yang diterima kepolisian pada Senin (23/10), naik ke tahap penyelidikan. Ra, inisial pemeran laki-laki yang kuliah di Jogjakarta, sudah di Samarinda sejak Selasa (24/20) sore. Saat video direkam bersama pasangannya yang berinisial Ni, Ra masih duduk di sebuah SMA di Sungai Pinang, Samarinda. Sekarang, saat rekaman yang diambil dari kamar superior di hotel bintang empat di Samarinda itu tersebar, Ra sudah tak menjalin hubungan dengan Ni.
Sampai saat ini, belum jelas pelaku dan motif yang menyebarkan video berdurasi 5 menit tersebut. Kasat Reskrim Samarinda Kompol Sudarsono masih menunggu laporan penyidik sehubungan hasil pemeriksaan Ra. “Kemungkinan masih diperiksa beberapa kali lagi,” ujar Sudarsono tadi malam. Selain Ra, yang kini statusnya masih sebagai saksi, penegak hukum berencana memeriksa lima orang yang memiliki hubungan dengan peredaran rekaman. Namun, perwira berpangkat melati satu itu tidak buru-buru membeberkan identitas calon terperiksa.
“Yang jelas, pelapor dari pihak perempuan,” terang Sudarsono. Dia mengatakan, sampai semua jelas, berita acara pemeriksaan (BAP) baik saksi maupun korban tidak dibeberkan.
Di markas kepolisian Samarinda, kemarin (26/10), Ra memenuhi panggilan kepolisian. Pemeriksaan di ruang khusus berjalan tertutup. Lelaki ceking berambut hitam itu diperiksa mulai pukul 08.30 Wita. Kurang lebih 10 jam Ra berhadapan dengan penyidik. Sementara Ni, pemeran perempuan, juga segera diperiksa. Pukul dua siang kemarin, anggota Satreskrim Polresta Samarinda bertolak ke Jakarta, kota Ni kuliah sekarang.
Video Ra dan Ni yang berisi adegan hubungan intim dibuat Juli 2016. Keduanya sudah memutuskan hubungan beberapa bulan lalu. Seorang alumnus dari sekolah mereka mengatakan, Ni kuliah di Jakarta. Sedangkan Ra memilih universitas negeri di Jogjakarta. Rekan pasangan itu mengatakan, sepertinya salah satu dari mereka sakit hati saat hidup berbeda kota.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Samarinda Sri Lestari menyayangkan penyebaran video mesum muda-mudi Kota Tepian. Dia berharap, video tersebut diblok agar tidak semakin luas dan viral di media sosial.
“Saya minta kepolisian mengusut tuntas pelaku yang terlibat," kata istri wakil wali kota Samarinda itu. Dia menegaskan agar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik ditegakkan.
Sri turut meminta sekolah, khususnya di Samarinda, untuk membina peserta didik dengan intensif. Cara itu dapat mencegah para pelajar bertindak menyimpang. Bukan saja pornografi, termasuk menyebarkan berita hoax, ujaran kebencian, kekerasan, dan menyinggung SARA.
“Penguatan di dalam keluarga sangat perlu. Tidak bisa semua ditumpukan kepada sekolah,” terangnya.
Dari penelusuran Kaltim Post, video itu dibuat saat kedua remaja masih di bawah umur. Rekaman diambil di sebuah hotel bintang empat berjaringan internasional di Jalan P Hidayatullah, Samarinda. Ada banyak kesamaan ditemukan dari kamar yang Kaltim Post datangi dengan di dalam video. Dari penataan kamar, lampu baca, telepon hitam, tirai cokelat, dinding krem, pengatur suhu ruangan, hingga kotak penyimpanan (safe box).
Ni dan kekasihnya menyewa kamar dengan tempat tidur kembar atau twin bed bertarif paling murah. Untuk semalam, kamar kelas superior tersebut bertarif Rp 700 ribu.
Waktu rekaman juga didapati lewat penelusuran audio. Volume televisi yang sedang menyala saat video direkam memberi petunjuk penting. Televisi saat itu memutar saluran Net TV yakni program Entertainment Show Sore. Dari saluran YouTube, audio yang persis dengan rekaman Ni adalah episode Rangga Moela, anggota boyband Smash, yang sedang mencari inspirasi fashion. Dari jejak pengunggahan video itu di YouTube oleh Net itulah diperoleh tanggal 21 Juli 2016. Sedangkan waktu penayangan yakni pada lima menit terakhir acara atau 17.50–17.55 Wita.
Berikut ini klarifikasi yang dia tulis.
“KLARIFIKASI
Dari sekitar 2-3 bulan yang lalu, banyak orang yang tiba-tiba follow saya & DM saya, mencoba untuk mengkaitkan saya sama suatu video asusila.
Saya tadinya gatau itu video apa, video siapa, tapi orang-orang langsung mengolok – olok saya secara kurang ajar seolah-olah wanita yang ada di video adalah saya dan pria nya adalah cowo saya.
Lama kelamaan follower dan DM makin meledak sampai ada yg kirim cuplikan video tersebut. Saya sudah klarifikasi personal sama semua orang yg tanya & nuduh itu saya, dan saya memang gamau ambil pusing dan ngurusin ini lebih jauh.
Tapi ternyata ini ga makin reda, malah makin meledak dan identitas saya makin disalahgunakan. Saat ini sudah ada 2 video yg dikaitkan ke saya dan cowo saya dan berdampak parah ke nama saya, cowo saya, dan orang-orang terdekat saya.
Bahkan sampai ada belasan fake account yg mengaku-ngaku sebagai saya dan di dlm account itu mengclaim bahwa saya dan cowo saya adalah pelaku dalam video itu.
Saya sudah coba sebisa mungkin klarifikasi secara personal ke banyak orang, tapi klarifikasi saya tidak sampai ke banyak orang ini, sehingga saya merasa perlu klarifikasi di account instagram saya sendiri untuk meluruskan semuanya.
Sebelumnya, saya ingin konfirmasi bahwa ini adalah satu-satunya account saya, dengan username yang sama seperti yang disebarkan dimana-mana.
Pertama, saya TIDAK PERNAH membuat video semacam itu bersama siapapun, termasuk cowo saya yang sekarang.
Kedua, saya punya bekas luka operasi angkat tumor yg cukup besar di bagian dada sejak lama. Di kedua video tidak ada bekas luka di tubuh wanita tersebut.
Ketiga, banyak kemungkinan lain yang bisa menyebabkan orang langsung percaya bahwa yang di video adalah saya. Bisa karena ada orang yang memang mirip (apalagi menilai di Indonesia ada lebih dari 200juta orang), bisa karena editan, dan lain lain.
Saya yakin orang banyak langsung mengira bahwa itu saya karena mereka langsung disuguhi video beserta capture an foto, instagram, dan identitas saya sehingga mereka langsung menelan bulat-bulat informasi yang salah tsb tanpa peduli kebenarannya dan dampak dari tindakan mereka thd saya.
Saya tidak tau siapa yang memulai ini semua dan entah maksudnya apa, tetapi yang jelas semua orang telah ambil bagian dalam memfitnah dan membunuh karakter saya, sampai sejauh membuat account2 instagram palsu mengatasnamakan saya. Saya minta tolong dengan sangat untuk jangan merugikan saya & cowo saya lebih jauh dengan mengkaitkan kita dengan video ini.
Orang-orang melakukan ini semua ke saya untuk hiburan mereka saja, dengan gampang dan tanpa pikir panjang, sementara saya & cowo saya yang tidak tau apa-apa akhirnya harus menanggung dampak yang luarbiasa terhadap ketenangan batin, nama dan reputasi saya & cowo saya.
Mereka tidak tau ataupun melihat langsung apa yang kami alami karena fitnah ini, terlebih lagi cowo saya DITUDUH sebagai penyebarnya. Tolong yang masih memiliki perasaan, hargai privasi dan ketenangan saya & cowo saya.
Sama seperti kalian, kita masih punya banyak mimpi yg ingin diraih, jangan dirusak secara tidak bertanggung jawab seperti ini.”
Namun klarifikasi tersebut sudah ia hapus seiring dinonaktifkan Akun Aslinya. Karena banyak bully dan Fitnah Yang Masuk
Akun Instagram itu memang benar-benar asli milik Hana Anisa kini belum diketahui secara pasti. Namun di akun Twitter @hannaniss dia menuliskan dua akun Instagram miliknya yaitu @hannaniss dan @anisahana_.
Instagram @anisahana_ tidak aktif sedangkan @hannaniss sudah tidak ada postingan foto mengenai dirinya maupuN klarifikasi yang pernah ia posting.
VIDEO TERSEBUT BERASAL DARI SAMARINDA
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Komisaris Sudarsono mengatakan polisi sedang menelusuri video porno berkonten pornografi yang diduga dilakukan pemilik akun media sosial berinisial HA. Video tersebut sedang heboh dan viral di media sosial.
Menurut Sudarsono, penyidik sudah mencatat identitas lengkap kedua korban yang terekam dalam video porno yang berdar sejak sekitar sebulan lalu di Samarinda itu. Nama korban perempuan yang terdapat di vide porno tidak sama dengan yang beredar di publik. Bahkan, Polresta Samarinda memastikan korban bukan mahasiswi dari kampus yang selama ini dikabarkan di media massa dan media sosial.
"Usia baru 18 tahun, bukan dari UI," ujar Sudarsono saat dihubungi Tempo, Kamis, 26 Oktober 2017.
Korban, kata Sudarsono, baru saja menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah atas pada 2017. Saat ini dia kuliah di sebuah perguruan tinggi di Jakarta.
Penjelasan Sudarsono bertentangan dengan klariifikasi dari Universitas Indonesia yang menyatakan korban adalah alumnus UI yang pernah berkampus di Depok. Itu sebabnya, tanggung jawab tak berada pada UI. Klarifikasi itu muncul pada Rabu, 25 Oktober 2017, ketika video porno tersebut sedang viral dan ramai diperbincangkan di media sosial. Polres Metropolitan Depok pun melakukan pengusutan terhadap peredaran video porno tersebut.
Sudarsono menerangkan, orangtua korban sudah melaporkan pelaku penyebar video tersebut ke Polresta Samarinda sehingga pengusutan dilakukan di Ibukota Provinsi Kalimantan Timur itu. "Kami sudah mengetahui orang yang terindikasi sebagai penyebar."
Menurut Sudarsono Orang tua korban sudah dimintai keterangan oleh polisi. "Anaknya masih berada di Jakarta, mungkin besok baru dilakukan pemeriksaan," katanya.
Dua orang yang berada di dalam video itu, kata Sudarsono, berasal dari Kota Samarinda. Lelaki dalam video itu, menurutnya, juga sedang menempuh pendidikan di Pulau Jawa. "Beda kota dengan perempuan, bukan di Jakarta," kata dia.
Sudarsono berujar lokasi tempat pengambilan gambar dalam video itu pun berada di salah satu hotel di Kota Samarinda. Terkait koordinasi Polres Depok yang juga menyelidiki video berkonten pornografi, kata Sudarsono, belum bisa memastikan bahwa keduanya merupakan konten yang sama.
Polres Kota Samarinda, ujar Sudarsono, belum melihat video porno yang diselidiki oleh Polres Kota Depok. "Harus menonton dulu baru memastikan," katanya.
2 Pemeran Video Mesum Samarinda Sudah Diperiksa, Polisi Temukan Banyak Kejutan
Proses penyelidikan terhadap kasus tersebarnya video mesum ke media sosial, masih terus dilakukan jajaran Satreskrim Polresta Samarinda.
Setelah melakukan pemeriksaan terhadap 6 orang saksi, yang dua diantaranya merupakan pemeran di video panas tersebut, yakni RA dan Na.
Namun, diperkirakan saksi akan terus bertambah, hingga kasus tersebut tuntas, termasuk saksi ahli dari Diskominfo.
"Sudah 6 saksi termasuk wanita dan pria di video itu. Namun, kami masih dalami lagi keterangan keduanya," ucap Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Sudarsono, Jumat (27/10/2017).
Lanjut dia menjelaskan, dari hasil pemeriksaan sementara terhadap RA, si pemeran pria di video itu. Bukan RA lah yang secara sengaja menyebarluaskan video berdurasi 5 menit itu.
"Tersebarnya memang melalui ponsel si pria, dan dari hasil pemeriksaan, bukan pria itu yang menyebarkan, namun kita masih dalami lagi keterangan seluruh saksi saksi," ungkapnya.
Pihaknya pun telah mengamankan handphone milik pemeran pria yang digunakan untuk merekam, foto screenahot percakapan di grup Line dan grup WhatsApp, serta video berdurasi 5 menit.
"Untuk motif tersebarnya video masih pendalaman, karena hingga saat ini belum kita temukan si penyebar video, yang jelas kita sudah amankan beberapa barang bukti, termasuk video itu," tuturnya.
Selain melakukan pemeriksaan terhadap saksi saksi, pihaknya juga melakukan pengecekan ke hotel tempat keduanya membuat video, yang isinya mempertontonkan adegan layaknya pasangan suami istri.
Diduga, hotel yang digunakan keduanya memadu kasih, merupakan salah satu hotel berbintang di Samarinda.
"Yang jelas, hingga saat ini semua yang sudah diperiksa statusnya masih sebagai saksi, dan kita fokus mencari si penyebar," tutupnya.
Sementara itu, kasus video mesum itu mencuat setelah video tersebut tersebar di media sosial, yakni di grup WhatsApp dan grup Line.
Tersebarnya video itu disertai dengan sejumlah foto yang mengatakan wanita di video itu merupakan siswi SMA Negeri 1 Samarinda.
Pihak sekolah pun mengaku tidak tahu menahu mengenai video tersebut, dan menyangkal wanita di video itu merupakan siswa sekolah tersebut.
Direkam di Hotel Bintang Empat
Misteri di balik pembuatan video amatir berkonten pornografi yang menghebohkan Samarinda mulai terkuak. Setelah Kaltim Post memastikan waktu rekaman itu pada 21 Juli 2016, tempat pengambilan video dapat dipastikan.
Kaltim Post memastikan tipe kamar di dalam rekaman dengan mendatangi hotel tersebut. Lampu baca yang khas, yang selalu diletakkan di atas lemari berlaci di antara dua tempat tidur, nyatanya sama persis. Begitu pula telepon hitam di dalam video, tak ada beda.
Kesamaan yang lain adalah tirai cokelat, dinding krem, pengatur suhu ruangan yang diputar (bukan digital), melengkapi kecocokan. Seperti dugaan Kaltim Post sebelumnya, kamar itu memakai sistem pendingin ruangan terpusat (air conditioner central). Benda serupa lainnya yang juga khas adalah kotak penyimpanan (safe box) yang ditempeli kertas putih.
Ni dan kekasihnya menyewa kamar dengan tempat tidur kembar atau twin bed bertarif paling murah. Untuk semalam, kamar kelas superior tersebut bertarif Rp 700 ribu. Sebuah harga yang sangat besar untuk ukuran siswa SMA kebanyakan. Kecuali bagi anak-anak dari keluarga berada.
Kedua pemeran juga ditelusuri. Ni, si aktris, berstatus siswi SMA ternama di Jalan Anang Hasyim, Air Hitam, Samarinda Ulu, ketika rekaman itu dibuat. Saat ini, Ni kuliah di luar Kaltim dan masih menempuh semester pertama. Ni adalah seorang gadis yang jelita. Rambutnya lurus dan hitam, tergerai hingga punggung. Lekuk alisnya yang meskipun tidak terlalu tebal, sungguh menawan. Matanya lebar dan jernih dengan bola mata yang sangat hitam. Hidung jambu airnya tepat di atas bibir tipis yang menutupi deretan giginya yang sempurna. Pada beberapa foto diri, Ni sering memakai kaca mata.
Pasangan Ni yang menjadi aktor adalah kekasihnya saat itu. Lelaki itu seangkatan dengan Ni tetapi berbeda sekolah. Kekasih Ni berpotongan rambut pendek. Di atas telinga, rambutnya dipotong lebih pendek dari yang lain. Berkumis tipis, dia bertubuh agak ceking. Lelaki itu diduga pernah sekolah di sebuah SMA di Sungai Pinang, Samarinda.
Waktu rekaman yang menghebohkan itu, dari penelusuran Kaltim Post sebelumnya, diperoleh lewat penelusuran audio. Volume televisi yang sedang menyala memberi petunjuk penting. Lewat bantuan aplikasi audio, kualitas suara berhasil diperbaiki. Saat itu, televisi di kamar memutar saluran Net TV, yakni program Entertainment Show Sore.
Dari saluran YouTube, audio yang persis dengan rekaman Ni adalah epiosde Rangga Moela, anggota boyband Smash, yang sedang mencari inspirasi fashion. Dari jejak pengunggahan video itu di YouTube oleh Net itulah diperoleh tanggal 21 Juli 2016. Sedangkan waktu penayangan, yakni pada lima menit terakhir acara atau 17.50 Wita sampai 17.55 Wita. Mengacu kalender pendidikan, Ni dan kekasihnya saat itu sedang class meeting. Pasangan itu baru saja naik ke kelas XII.
DIKEJAR POLISI
Dari markas utama kepolisian Samarinda, dipastikan bahwa laporan video mesum itu telah diterima. “Laporan datang dari keluarga perempuan,” terang Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Sudarsono.
Video skandal itu tengah dipelajari aparat penegak hukum. Kemarin (25/10), anggota khusus Satreskrim Polresta Samarinda menggelar perkara di ruang tertutup. Polisi mempelajari setiap sudut dan isi ruangan untuk menentukan lokasi video direkam. Video tanpa sensor itu juga menunjukkan bahwa keduanya dalam keadaan sadar dan mengetahui kamera tengah menyala.
Perwira Polri berpangkat melati satu itu menegaskan, kasus tersebut mendapat perhatian khusus. Namun, Sudarsono belum memerinci keberadaan orang-orang yang diduga menyebarkan video tersebut.
“Kalau dibeberkan, bisa kabur. Itu sudah masuk teknis pengungkapan,” tukasnya.
Meski pelapor dari keluarga Ni, Sudarsono mengatakan, tidak menutup kemungkinan bisa menetapkan Ni sebagai tersangka. “Kemungkinan besar bisa. Pasalnya, UU Pornografi dan ITE (informasi dan transaksi elektronik) jelas dijabarkan,” sebut Sudarsono.
Dia berharap, masyarakat memaklumi kondisi sekarang. "Di lain sisi, keduanya juga korban,” terang Sudarsono. Perwira yang pernah bertugas di Bali itu mengkhawatirkan kondisi psikologi orang-orang yang bersangkutan.
Ada hal menarik dalam kasus video mesum ini. Ni dan kekasihnya, saat membuat rekaman, berstatus di bawah umur. Keduanya masih berusia 17 tahun saat itu. Namun, seperti diatur dalam Undang-Undang 35/2014 tentang Perlindungan Anak, seperti banyak beleid yang lain, mengatur 18 tahun sebagai batasan usia anak.
Apakah keduanya tetap dianggap anak-anak karena ketika adegan itu masih di bawah umur? Atau diproses di luar perlindungan anak karena ketika kasus ini terungkap, keduanya kemungkinan sudah lebih 18 tahun?
Roy Hendrayanto, pengamat hukum dari Universitas 17 Agustus (Untag) Samarinda, mengatakan jika salah satu dari keduanya terbukti menyebarkan, bisa dijerat hukum. Jika penyebarnya sudah dewasa, meskipun dibuat saat masih anak-anak, pengadilan yang dipakai adalah pengadilan orang dewasa karena yang bersangkutan sudah cukup umur.
Roy menekankan bahwa kasus ini berfokus kepada penyebar. Lagi pula, kata dia, laporan kepada kepolisian adalah persoalan penyebaran video. Menurut dia, khususnya di Kaltim, kasus-kasus penyebaran konten pornografi masih berfokus kepada pemeran. Penyebarnya justru tak tersentuh. Sebagai contoh, kata dia, foto yang memperlihatkan aurat di tempat publik beberapa waktu lalu.
“Yang divonis justru perempuan di dalam foto. Padahal, penyebarnya bukan dia,” jelasnya. Jika ditarik ke belakang, kata dia, perempuan tersebut juga sebagai korban. Termasuk dalam kasus video yang sekarang merebak.
Dalam Pasal 27 Ayat (1) UU ITE telah diatur larangan mendistribusikan, mentransmisikan, dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Tiga aspek yang ditekankan undang-undang, yakni memproduksi, menyimpan, dan menyebarkan konten pornografi. Sehubungan revisi UU ITE pada 2016, pasal pornografi adalah delik aduan. Berdasarkan laporan kepada kepolisian, aduan ditujukan kepada penyebar video, bukan yang memproduksi atau menyimpannya.
Aktor Video Mesum Diperiksa 10 Jam
Penyebaran video berkonten pornografi di Samarinda memasuki babak baru. Laporan keluarga dari perempuan di dalam video yang diterima kepolisian pada Senin (23/10), naik ke tahap penyelidikan. Ra, inisial pemeran laki-laki yang kuliah di Jogjakarta, sudah di Samarinda sejak Selasa (24/20) sore. Saat video direkam bersama pasangannya yang berinisial Ni, Ra masih duduk di sebuah SMA di Sungai Pinang, Samarinda. Sekarang, saat rekaman yang diambil dari kamar superior di hotel bintang empat di Samarinda itu tersebar, Ra sudah tak menjalin hubungan dengan Ni.
Sampai saat ini, belum jelas pelaku dan motif yang menyebarkan video berdurasi 5 menit tersebut. Kasat Reskrim Samarinda Kompol Sudarsono masih menunggu laporan penyidik sehubungan hasil pemeriksaan Ra. “Kemungkinan masih diperiksa beberapa kali lagi,” ujar Sudarsono tadi malam. Selain Ra, yang kini statusnya masih sebagai saksi, penegak hukum berencana memeriksa lima orang yang memiliki hubungan dengan peredaran rekaman. Namun, perwira berpangkat melati satu itu tidak buru-buru membeberkan identitas calon terperiksa.
“Yang jelas, pelapor dari pihak perempuan,” terang Sudarsono. Dia mengatakan, sampai semua jelas, berita acara pemeriksaan (BAP) baik saksi maupun korban tidak dibeberkan.
Di markas kepolisian Samarinda, kemarin (26/10), Ra memenuhi panggilan kepolisian. Pemeriksaan di ruang khusus berjalan tertutup. Lelaki ceking berambut hitam itu diperiksa mulai pukul 08.30 Wita. Kurang lebih 10 jam Ra berhadapan dengan penyidik. Sementara Ni, pemeran perempuan, juga segera diperiksa. Pukul dua siang kemarin, anggota Satreskrim Polresta Samarinda bertolak ke Jakarta, kota Ni kuliah sekarang.
Video Ra dan Ni yang berisi adegan hubungan intim dibuat Juli 2016. Keduanya sudah memutuskan hubungan beberapa bulan lalu. Seorang alumnus dari sekolah mereka mengatakan, Ni kuliah di Jakarta. Sedangkan Ra memilih universitas negeri di Jogjakarta. Rekan pasangan itu mengatakan, sepertinya salah satu dari mereka sakit hati saat hidup berbeda kota.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Samarinda Sri Lestari menyayangkan penyebaran video mesum muda-mudi Kota Tepian. Dia berharap, video tersebut diblok agar tidak semakin luas dan viral di media sosial.
“Saya minta kepolisian mengusut tuntas pelaku yang terlibat," kata istri wakil wali kota Samarinda itu. Dia menegaskan agar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik ditegakkan.
Sri turut meminta sekolah, khususnya di Samarinda, untuk membina peserta didik dengan intensif. Cara itu dapat mencegah para pelajar bertindak menyimpang. Bukan saja pornografi, termasuk menyebarkan berita hoax, ujaran kebencian, kekerasan, dan menyinggung SARA.
“Penguatan di dalam keluarga sangat perlu. Tidak bisa semua ditumpukan kepada sekolah,” terangnya.
Dari penelusuran Kaltim Post, video itu dibuat saat kedua remaja masih di bawah umur. Rekaman diambil di sebuah hotel bintang empat berjaringan internasional di Jalan P Hidayatullah, Samarinda. Ada banyak kesamaan ditemukan dari kamar yang Kaltim Post datangi dengan di dalam video. Dari penataan kamar, lampu baca, telepon hitam, tirai cokelat, dinding krem, pengatur suhu ruangan, hingga kotak penyimpanan (safe box).
Ni dan kekasihnya menyewa kamar dengan tempat tidur kembar atau twin bed bertarif paling murah. Untuk semalam, kamar kelas superior tersebut bertarif Rp 700 ribu.
Waktu rekaman juga didapati lewat penelusuran audio. Volume televisi yang sedang menyala saat video direkam memberi petunjuk penting. Televisi saat itu memutar saluran Net TV yakni program Entertainment Show Sore. Dari saluran YouTube, audio yang persis dengan rekaman Ni adalah episode Rangga Moela, anggota boyband Smash, yang sedang mencari inspirasi fashion. Dari jejak pengunggahan video itu di YouTube oleh Net itulah diperoleh tanggal 21 Juli 2016. Sedangkan waktu penayangan yakni pada lima menit terakhir acara atau 17.50–17.55 Wita.