Banyak anak muda yang mengaku jantungnya mengalami sensasi berdebar-debar tatkala melihat orang yang sedang ditaksir. Sebenarnya, bagaimana bisa sensasi jatuh cinta bisa mempengaruhi denyut jantung?
Seperti dikutip doktersehat.com, pakar kesehatan Dr. Reginal Ho asal Thomas Jefferson University Hospital menyebutkan bahwa saat kita melihat orang yang kita cintai, maka tubuh akan memproduksi hormon adrenalin yang lebih banyak. Hal inilah yang akan mempengaruhi peningkatan detak jantung dengan signifikan.
Dr. Ho menyebutkan bahwa saat kita melihat orang yang kita cintai, otak akan segera mengirimkan sinyal pada kelenjar adrenal agar bisa lebih aktif memproduksi beberapa hormon layaknya adrenalin, epinephrine, serta norepinephrine. Hormon-hormon ini pun akan segera memenuhi aliran darah dan mempengaruhi detak jantung menjadi lebih kuat dan cepat.
Adanya hormon norepinephrine ternyata juga mempengaruhi perhatian serta tindakan yang bisa membuat lutut kita cenderung menjadi lebih lemas.
Dalam sebuah penelitian, disebutkan bahwa orang yang sedang jatuh cinta akan mengalami kondisi dimana otak memproduksi neurotransmitter dopamine. Padahal, dopamine dan hormon norepinephrine memiliki hubungan yang kerat dan akhirnya bisa meningkatkan hasrat, euphoria, energi, sekaligus motivasi untuk mendapatkan orang yang disukai.
Penelitian lain membuktikan bahwa jatuh cinta bisa membuat tubuh mengendalikan rasa sakit dengan lebih baik, menurunkan kecemasan, membuat pola pikir menjadi lebih optimis dan lebih positif. Hal ini tentu bisa berimbas baik bagi kondisi kesehatan secara keseluruhan.
references by rakyatku
Dr. Ho menyebutkan bahwa saat kita melihat orang yang kita cintai, otak akan segera mengirimkan sinyal pada kelenjar adrenal agar bisa lebih aktif memproduksi beberapa hormon layaknya adrenalin, epinephrine, serta norepinephrine. Hormon-hormon ini pun akan segera memenuhi aliran darah dan mempengaruhi detak jantung menjadi lebih kuat dan cepat.
Adanya hormon norepinephrine ternyata juga mempengaruhi perhatian serta tindakan yang bisa membuat lutut kita cenderung menjadi lebih lemas.
Dalam sebuah penelitian, disebutkan bahwa orang yang sedang jatuh cinta akan mengalami kondisi dimana otak memproduksi neurotransmitter dopamine. Padahal, dopamine dan hormon norepinephrine memiliki hubungan yang kerat dan akhirnya bisa meningkatkan hasrat, euphoria, energi, sekaligus motivasi untuk mendapatkan orang yang disukai.
Penelitian lain membuktikan bahwa jatuh cinta bisa membuat tubuh mengendalikan rasa sakit dengan lebih baik, menurunkan kecemasan, membuat pola pikir menjadi lebih optimis dan lebih positif. Hal ini tentu bisa berimbas baik bagi kondisi kesehatan secara keseluruhan.
references by rakyatku