Rumor Pondok Pesantren (Ponpes) merupakan tempat pendidikan konvensional, kuno dan ketinggalan zaman, mampu ditepis Nur Amalina Nejihat (17). Santriwati Ponpes Dar El Hikam Desa Tambakagung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, ini mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Bagaimana tidak, Nur yang masih duduk di bangku kelas 12 SMA Unggulan Harapan Ummat ini mampu menorehkan prestasi gemilang dalam ajang Osaka Robotik Games 2017. Pada event yang berlangsung sejak 28 Oktober hingga 2 November 2017 itu, Nur menyabet medali emas di kategori Sumo Race Champions (RC).
"Saya ikut tiga kategori, Sumo RC, Soocer dan Mazesolving, Alhamdulilah bisa mendapatkan juara 1 kategori robot Sumo RC. Saya sangat bersyukur atas prestasi ini," ungkapnya saat ditemui awak media, Senin (6/11/2017).
Anak pasangan Masruhan dan Nur Faizah asal Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto ini mengaku tidak mudah untuk dapat mendulang emas dalam event ini. Sebab, mereka yang ikut berlomba merupakan lawan-lawan yang tangguh dan berasal dari berbagai negara.
"Pesertanya selain dari Indonesia, juga diikuti beberapa negara lain seperti Singapura, Jepang Cina, Filiphina, Vietnam dan Malayasia," tuturnya.
Menurutnya, ada lima kategori yang dilombakan dalam event tersebut. Salah satunya kategori Sumo RC dan kategori Mazesolving. Kategori Sumo RC dititikberatkan pada kekuatan robot. sedangkan Mazesolving yang dinilai kecepatan, waktu dan ketepatan robot melaju dalam trek.
Butuh waktu yang sedikit lama untuk persiapan guna mengikuti lomba tersebut. Bahkan, ia harus memeras otak untuk bisa menjadi yang terbaik. Dan benar saja, jerih payah itu terbayar lunas saat Indonesia Raya bergema di ajang robotik dunia itu.
"Sekitar enam bulan persiapannya. Kesulitan yang dihadapi yakni robot sering eror. Jadi harus benar-benar di setting sesuai yang diinginkan," imbuhnya.
Kendati mampu mengantongi emas, namun Jihan tak ingin terhenti sampai disitu. Anak kedua dari tujuh bersaudara ini mengaku ingin mendalami lebih dalam ilmu Information and Technology (IT) ini. Nur memiliki tekad untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Singapura.
"Saya juga ingin menunjukan jika di pesantren, para santri tidak hanya diajarkan tentang agama saja namun juga belajar sains. Kalau memang robot yang menang ini bisa dikembangkan, dipersilakan dan secara pribadi ingin yang lain juga belajar," tandasnya .
Selain Jihan, satu lagi santriwati ponpes Dar El Hikam yang ikut dalam event Osaka Robotik Games 2017, juga meraih prestasi. Yakni Masyita Attahirah (14) siswi SMP Unggulan Harapan Bangsa kelas III meraih juara dua kategori Sumo CR dan juara 4 kategori Mazesolving.
references by okezone
"Saya ikut tiga kategori, Sumo RC, Soocer dan Mazesolving, Alhamdulilah bisa mendapatkan juara 1 kategori robot Sumo RC. Saya sangat bersyukur atas prestasi ini," ungkapnya saat ditemui awak media, Senin (6/11/2017).
Anak pasangan Masruhan dan Nur Faizah asal Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto ini mengaku tidak mudah untuk dapat mendulang emas dalam event ini. Sebab, mereka yang ikut berlomba merupakan lawan-lawan yang tangguh dan berasal dari berbagai negara.
"Pesertanya selain dari Indonesia, juga diikuti beberapa negara lain seperti Singapura, Jepang Cina, Filiphina, Vietnam dan Malayasia," tuturnya.
Menurutnya, ada lima kategori yang dilombakan dalam event tersebut. Salah satunya kategori Sumo RC dan kategori Mazesolving. Kategori Sumo RC dititikberatkan pada kekuatan robot. sedangkan Mazesolving yang dinilai kecepatan, waktu dan ketepatan robot melaju dalam trek.
Butuh waktu yang sedikit lama untuk persiapan guna mengikuti lomba tersebut. Bahkan, ia harus memeras otak untuk bisa menjadi yang terbaik. Dan benar saja, jerih payah itu terbayar lunas saat Indonesia Raya bergema di ajang robotik dunia itu.
"Sekitar enam bulan persiapannya. Kesulitan yang dihadapi yakni robot sering eror. Jadi harus benar-benar di setting sesuai yang diinginkan," imbuhnya.
Kendati mampu mengantongi emas, namun Jihan tak ingin terhenti sampai disitu. Anak kedua dari tujuh bersaudara ini mengaku ingin mendalami lebih dalam ilmu Information and Technology (IT) ini. Nur memiliki tekad untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Singapura.
"Saya juga ingin menunjukan jika di pesantren, para santri tidak hanya diajarkan tentang agama saja namun juga belajar sains. Kalau memang robot yang menang ini bisa dikembangkan, dipersilakan dan secara pribadi ingin yang lain juga belajar," tandasnya .
Selain Jihan, satu lagi santriwati ponpes Dar El Hikam yang ikut dalam event Osaka Robotik Games 2017, juga meraih prestasi. Yakni Masyita Attahirah (14) siswi SMP Unggulan Harapan Bangsa kelas III meraih juara dua kategori Sumo CR dan juara 4 kategori Mazesolving.
references by okezone