Salah satu marketplace populer Indonesia, Tokopedia, kembali melakukan kebijakan yang sama seperti tahun lalu, yakni tidak ikut Harbolnas 2017. Sebelumnya, marketplace yang identik dengan warna hijau ini juga tidak berpartisipasi Harbolnas 2016. Hal ini memang agak mengherankan, meski akhirnya terungkap alasan Tokopedia enggan mengikuti Harbolnas, yakni tak ingin adanya diskon palsu.
Selain masalah diskon palsu dan promo menjebak, Tokopedia mengatakan bahwa pihaknya tidak mengikuti Harbolnas karena lebih fokus pada layanannya. Pihaknya ingin memberikan layanan yang terbaik bagi konsumen agar nyaman dan terpupuk kepercayaannya untuk berbelanja di Tokopedia.
“Kami ingin fokus ke pengembangan layanan yang lebih baik, seperti keamanan, kenyamanan dan kemudahan akses. Bukan cuma harga yang lebih murah. Kami nggak mau ada kasus seperti yang penjual naikin harga dulu, baru didiskon,” kata Leontinus Alpha Edison, COO Tokopedia, seperti yang dilansir dari Detik (13/12/2017).
Seperti yang kita ketahui, diskon palsu memang masih muncul di Harbolnas 2017 ini. Hal ini kabarnya dilakukan oleh seller atau penjual nakal yang menaikkan harga terlebih dahulu sebelum Harbolnas digelar, sehingga harga normal yang dipasang seolah-oleh menjadi harga diskon. Adapun harga coret yang ternyata nilainya tidak sesuai dengan harga di pasaran.
Diskon palsu tersebut memang bukan sepenuhnya salah e-commerce atau toko online yang hanya menjadi wadah. Pelaku diskon palsu tersebut adalah pedagang yang nakal dan bertujuan untuk meraih untung. Ini dapat dikurangi jika toko online atau e-commerce lebih ketat dalam memilih dan menyeleksi seller yang berjualan di platform-nya.
Akun 5 Penjual Ditutup Usai Sebar Diskon Palsu Saat Harbolnas
Ketua Panitia Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2017, Achmad Alkatiri, menepati janjinya untuk menutup akun penjual yang terbukti melakukan kecurangan. Hal itu dilakukan oleh satuan petugas yang secara khusus dipekerjakan untuk menginvestigasi kecurangan selama Harbolnas 2017.
Meski enggan menyebutkan nama e-commerce yang dimaksud, ia memastikan jumlah penjual yang melakukan kecurangan jumlahnya tidak banyak. Ia mengatakan tercatat ada empat hingga lima penjual yang akunnya telah dinonaktifkan lantaran memberikan diskon palsu.
"Kami masih menemukan beberapa kasus yang dilaporkan sama teman-teman pembeli seperti diskon palsu. Tapi yang penting tahun ini adalah bagaimana teman-teman dari e-commerce cepat tanggap. [Yang ditutup] dikit mungkin hanya 4-5 seller,” ujarnya saat ditemui usai penutupan Harbolnas 2017 di Hotel Four Season, Jakarta, Rabu (20/12).
Langkah tegas yang ditempuh panitia menurut Achmad dilakukan untuk menekan kecurangan penjual atau e-commerce. Namun, jika ada itikad baik dari penjual untuk tidak melakukan kecurangan, maka tidak menutup kemungkinan akun tersebut bisa dibuka kembali.
Selain itu, Achmad juga mengaku hingga Harbolnas berakhir masih belum menerima adanya laporan kemungkinan adanya kecurangan dari Yayasan Lembaga Konsuen Indonesia (YLKI). Terlebih laporan terkait barang yang belum sampai ke tangan pembeli, lantaran baru pekan ini sejumlah e-commerce melakukan pengiriman pesanan.
“Saya belum cek lagi sih. Tapi sejauh ini sampai Harbolnas selesai itu nggak ada komplain. Cuma yang saya super khawatir adalah dalam minggu-minggu ini karena ini fulfillment week nih,” kata dia.
Ia juga mengaku mendengar laporan mengenai kemungkinan keterlambatan pengiriman akibat lonjakan transaksi dari beberapa e-commerce. Namun, ia memastikan akan terus mengawal isu tersebut.
"Ada beberapa dari mereka yang memang saking tingginya transaksi, fulfillmentnya sedikit tertunda. Agak lamalah. Ini yang coba kita kawal terus dan kita koordinasi terus sama teman-teman YLKI apa yang bisa kami bantu pasti kami bantu,” ujarnya.
references by sidomi, cnn
“Kami ingin fokus ke pengembangan layanan yang lebih baik, seperti keamanan, kenyamanan dan kemudahan akses. Bukan cuma harga yang lebih murah. Kami nggak mau ada kasus seperti yang penjual naikin harga dulu, baru didiskon,” kata Leontinus Alpha Edison, COO Tokopedia, seperti yang dilansir dari Detik (13/12/2017).
Seperti yang kita ketahui, diskon palsu memang masih muncul di Harbolnas 2017 ini. Hal ini kabarnya dilakukan oleh seller atau penjual nakal yang menaikkan harga terlebih dahulu sebelum Harbolnas digelar, sehingga harga normal yang dipasang seolah-oleh menjadi harga diskon. Adapun harga coret yang ternyata nilainya tidak sesuai dengan harga di pasaran.
Diskon palsu tersebut memang bukan sepenuhnya salah e-commerce atau toko online yang hanya menjadi wadah. Pelaku diskon palsu tersebut adalah pedagang yang nakal dan bertujuan untuk meraih untung. Ini dapat dikurangi jika toko online atau e-commerce lebih ketat dalam memilih dan menyeleksi seller yang berjualan di platform-nya.
Akun 5 Penjual Ditutup Usai Sebar Diskon Palsu Saat Harbolnas
Ketua Panitia Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2017, Achmad Alkatiri, menepati janjinya untuk menutup akun penjual yang terbukti melakukan kecurangan. Hal itu dilakukan oleh satuan petugas yang secara khusus dipekerjakan untuk menginvestigasi kecurangan selama Harbolnas 2017.
Meski enggan menyebutkan nama e-commerce yang dimaksud, ia memastikan jumlah penjual yang melakukan kecurangan jumlahnya tidak banyak. Ia mengatakan tercatat ada empat hingga lima penjual yang akunnya telah dinonaktifkan lantaran memberikan diskon palsu.
"Kami masih menemukan beberapa kasus yang dilaporkan sama teman-teman pembeli seperti diskon palsu. Tapi yang penting tahun ini adalah bagaimana teman-teman dari e-commerce cepat tanggap. [Yang ditutup] dikit mungkin hanya 4-5 seller,” ujarnya saat ditemui usai penutupan Harbolnas 2017 di Hotel Four Season, Jakarta, Rabu (20/12).
Langkah tegas yang ditempuh panitia menurut Achmad dilakukan untuk menekan kecurangan penjual atau e-commerce. Namun, jika ada itikad baik dari penjual untuk tidak melakukan kecurangan, maka tidak menutup kemungkinan akun tersebut bisa dibuka kembali.
Selain itu, Achmad juga mengaku hingga Harbolnas berakhir masih belum menerima adanya laporan kemungkinan adanya kecurangan dari Yayasan Lembaga Konsuen Indonesia (YLKI). Terlebih laporan terkait barang yang belum sampai ke tangan pembeli, lantaran baru pekan ini sejumlah e-commerce melakukan pengiriman pesanan.
“Saya belum cek lagi sih. Tapi sejauh ini sampai Harbolnas selesai itu nggak ada komplain. Cuma yang saya super khawatir adalah dalam minggu-minggu ini karena ini fulfillment week nih,” kata dia.
Ia juga mengaku mendengar laporan mengenai kemungkinan keterlambatan pengiriman akibat lonjakan transaksi dari beberapa e-commerce. Namun, ia memastikan akan terus mengawal isu tersebut.
"Ada beberapa dari mereka yang memang saking tingginya transaksi, fulfillmentnya sedikit tertunda. Agak lamalah. Ini yang coba kita kawal terus dan kita koordinasi terus sama teman-teman YLKI apa yang bisa kami bantu pasti kami bantu,” ujarnya.
references by sidomi, cnn