Nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) ramai bersuara tidak bisa melakukan transaksi penarikan uang melalui aplikasi mobile banking maupun ATM seharian ini. Menanggapi keluhan nasabah tersebut, BSI meminta maaf.
Pihak BSI menyebut tengah melakukan sistem pemeliharaan (maintenance system) sehingga tidak dapat diakses sementara waktu, serta mengusahakan kembali ke kondisi normal secepatnya.
"Kami menyampaikan permohonan maaf kepada nasabah atas ketidaknyamanannya dalam melalukan transaksi keuangan pada hari ini," tulis BSI melalui akun Twitter resminya, @bankbsi_id, Senin (8/5).
Meskipun sedang mengalami gangguan, BSI meyakinkan para nasabah uang tersimpan di bank tetap aman.
"Kami pastikan bahwa dana nasabah tetap aman dan kami juga mengimbau kepada seluruh nasabah untuk tetap waspada dan berhati-hati atas segala modus penipuan maupun tindak kejahatan digital yang mengatasnamakan bank," kata pihak BSI.
Di Facebook dan Twitter, keluhan nasabah BSI yang berteriak tidak bisa menarik uang atau melakukan transaksi seharian ini trending. Mereka mengeluhkan lamanya gangguan yang terjadi sejak pagi hingga pagi dini hari ini (saat artikel ini ditulis).
Para nasabah kecewa lantaran ada yang kehabisan uang dan tidak bisa mengambil dana / uangnya atau melakukan transaksi perbankan lainnya untuk membayar makanan, membeli sesuatu. Aplikasi mobile banking error, begitu mereka pergi ke ATM terdekat, ternyata kondisinya sama saja. tak hanya itu, internet banking juga sama sepertinya semua dilakukan di satu server yang sama untuk layanan perbankan BSI tersebut. Alhasil semua layanan tak bisa digunakan
Survei bertajuk Insights and Customer Perspective of Halal Industry in Indonesia yang dilakukan perusahaan riset pasar Populix menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Muslim di Indonesia masih menggunakan bank konvensional dibanding bank syariah.
Survei itu dilakukan terhadap 1.014 laki-laki dan perempuan Muslim berusia 17 hingga 55 tahun. Hasil survei menyebut bahwa mayoritas atau sebesar 61 persen masyarakat Muslim masih menggunakan bank konvensional.
Masyarakat Muslim yang menggunakan bank syariah hanya 35 persen, sedangkan masyarakat Muslim yang menggunakan bank digital konvensional sebesar 31 persen, yang menggunakan bank digital syariah sebesar 15 persen, dan BPR sebanyak 8 persen.
Survei itu juga mengungkap alasan masyarakat Muslim Indonesia yang masih memilih bank konvensional dibanding syariah. Sebanyak 40 persen responden menyatakan masih nyaman dengan pelayanan bank konvensional dibanding bank syariah. Smentara, sebanyak 40 persen responden masih belum melihat perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah.
Sebanyak 21 persen responden lebih memilih bank konvensional karena kantor cabang bank syariah tidak ada atau jauh dari rumah mereka. Sebanyak 20 persen responden lebih memilih bank konvensional karena produk keuangan syariah masih belum bervariasi.
Sedangkan, 20 persen responden belum menggunakan bank syariah karena sudah memiliki berbagai rekening di berbagai bank, 14 persen responden masih belum yakin menggunakan bank digital syariah, dan 7 persen responden tidak peduli dengan kehalalan produk keuangan.
Alasan Belum Memilih Bank Syariah
Beberapa pertimbangan masyarakat ketika memilih layanan perbankan yaitu:
- Layanan pelanggan yang mudah dihubungi (91 persen)
- Menteri BUMN Targetkan BTN Syariah Gabung BSI Akhir Tahun Ini
- Memiliki jaringan ATM yang luas (90 persen)
- Pelayanan kantor cabang yang memuaskan (90 persen)
- Memiliki aplikasi mobile banking (89 persen)
- Biaya-biaya yang transparan (85 persen)
- Memiliki aplikasi internet banking(85 persen)
- Menganut sistem halal (75 persen)
- Bunga yang menarik (16 persen)
Alasan Memilih Bank Syariah
Hasil survei tersebut juga mengungkapkan, 58 persen responden mengatakan hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih sebuah layanan adalah penggunaan sistem halal atau menghindari Riba yang ada di Bank Konvensional
Sebanyak 75 persen konsumen Muslim merasa aman dengan layanan yang digunakan, dan 64 persen responden merasa ada jaminan kualitas mutu dari layanan tersebut.
Survei itu juga menunjukkan bank syariah yang menjadi pilihan masyarakat Muslim Indonesia. Sebanyak 51 responden memilih Bank Syariah Indonesia (BSI), 22 persen memilih BCA Syariah, dan 10 persen Bank Aladin Syariah.
Kemudian, 9 persen responden memilih Bank Muamalat Indonesia, 7 persen memilih BTN Syariah, 7 persen memilih CIMB NIAGA Syariah, dan 6 persen Bank Mega Syariah.
Selanjutnya produk-produk keuangan syariah yang banyak dimiliki oleh masyarakat adalah tabungan syariah (73 persen), Tabungan Haji (19 persen), Deposito Syariah (15 persen), Pinjaman Syariah (11 persen), KPR Syariah (9 persen), Giro Syariah (8 persen), dan Gadai Syariah (5 persen).
Hasil survei juga menunjukkan bahwa 44 persen responden memiliki niat membuka rekening bank syariah di masa depan dengan beragam alasan.
Sebanyak 47 persen responden ingin membuka rekening bank syariah di masa depan karena berpedoman kepada prinsip syariah,
Di sisi lain, 43 persen responden mengatakan ragu-ragu untuk membuka rekening bank syariah di masa depan, 13 persen menyatakan tidak ingin membuka rekening bank syariah. sebanyak 45 persen responden menyatakan tidak membuka rekening bank syariah karena masih belum melihat perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah.
Kemudian, 43 persen karena masih nyaman dengan pelayanan bank yang saat ini dimiliki, 31 persen sudah memiliki berbagai rekening di berbagai bank, 29 persen karena kantor cabang bank syariah tidak ada atau jauh dari rumah, 23 persen karena produk keuangan syariah masih belum bervariasi seperti bank konvensional, 18 persen tidak peduli dengan kehalalan produk keuangan, dan 17 persen karena masih belum yakin menggunakan bank digital syariah.
Sebelumnya, ada beberapa nasabah yang mengaku tidak bisa mengakses aplikasi BSI Mobile sama sekali. Namun, tidak sedikit pula yang mengaku tidak bisa melanjutkan transaksi di dalam aplikasi.
Adapun notifikasi dalam aplikasi BSI Mobile menyebutkan kalau permintaan transaksi tersebut tidak dapat diproses.
"Informasi: Permintaan tidak dapat diproses (100)," tulis pesan yang diterima sejumlah nasabah.
"BSI Mobile lagi error pagi ini. Tarik tunai ATM ga bisa, ngecek saldo via aplikasi ga bisa juga," cuit salah satu nasabah BSI.
Sementara akun lain menuliskan, "BSI Mobile error sejak pagi. Mohon ditindaklanjuti."
Melihat pantauan sejumlah cuitan pula, ternyata tidak hanya soal aplikasi BSI Mobile error, tapi ada beberapa nasabah yang mengaku tidak bisa melakukan penarikan uang tunai.
Nassabah Bank BSI tidk bisa melakukan berbagai akses transaksi
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) buka suara perihal gangguan atau error pada layanan mobile banking milik mereka. Hal ini menjadi keluhan sejumlah netizen pada Senin, 8 Mei 2023. Corporate Secretary BSI, Gunawan Arief Hartoyo menjelaskan, gangguan tersebut dikarenakan saat ini perseroan sedang melakukan maintenance sistem, sebagai bagian dari upaya untuk mengoptimalkan pelayanan kepada nasabah. Karenanya, untuk sementara waktu BSI mobile tidak dapat diakses oleh pengguna.
insiden ini juga memunculkan banyak kejanggalan: mengapa bank melakukan pemeliharaan di awal pekan atau hari kerja—umumnya, pemeliharaan sistem TI terjadi di akhir pekan ketika frekuensi transaksi uang terbatas.
Dalam pernyataan tertulisnya, BSI tak menjelaskan permasalahan yang sesungguhnya, tapi meyakinkan bahwa dana nasabah aman. Bank juga mengingatkan terhadap segala macam penipuan atau tindak kejahatan digital yang mengatasnamakan bank. Nasabah diminta tidak menyerahkan kode PIN, password, atau OTP kepada siapa pun, termasuk pegawai BSI.
Di kalangan komunitas cybersecurity juga berembus kabar bahwa gangguan tersebut karena efek serangan siber berupa ransomware. Namun pihak BSI masih belum mau buka suara
Perbaikan sistem yang dlakukan tim IT Bank Syariah Indonesia terlihat belum professional dan memakan waktu lama hampir 1x24 jam saat artikel ini ditulis